Bengkulu Alami Tren Deflasi, BPS Catat Penurunan Inflasi 0,09 Persen pada Oktober 2024

Bengkulu Alami Tren Deflasi, BPS Catat Penurunan Inflasi 0,09 Persen pada Oktober 2024

Bengkulu Alami Tren Deflasi, BPS Catat Penurunan Inflasi-Poto ilustrasi-

 

 

Radar Bengkulu — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME, melaporkan bahwa Provinsi Bengkulu kembali mencatat penurunan inflasi atau mengalami deflasi sebesar 0,09 persen pada bulan Oktober 2024. Hal ini menandakan tren deflasi masih berlanjut meskipun dengan angka yang lebih kecil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

BACA JUGA:Segera Cair, Dana TPG dan Tamsil Triwulan III Provinsi Bengkulu Sudah Masuk Kas Daerah

“Secara agregat, Provinsi Bengkulu mengalami inflasi minus 0,09 persen atau deflasi 0,09 persen. Penurunan ini menunjukkan tren deflasi masih terjadi di Bengkulu,” ujar Win Rizal dalam keterangan, Minggu, 3 November 2024.

 

Angka deflasi pada Oktober ini memang lebih rendah dibandingkan deflasi di bulan Juli yang mencapai 0,70 persen, Agustus sebesar 0,18 persen, dan September 0,28 persen. Menurut Win Rizal, meskipun angka deflasi Oktober relatif kecil, ini disebabkan oleh adanya komoditas-komoditas yang mengalami kenaikan maupun penurunan harga secara bersamaan.

BACA JUGA:BUMD Belum Ada Keputusan Untuk Ambil Bagian di Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai

“Deflasi ini relatif kecil karena di satu sisi ada komoditas yang mengalami kenaikan harga, sementara di sisi lain ada yang mengalami penurunan,” imbuh Win Rizal.

 

Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil terhadap deflasi month-to-month (m-to-m) di bulan Oktober antara lain cabai merah, bensin, terong, jengkol, kentang, ketimun, popok bayi sekali pakai, angkutan udara, semangka, dan cabai hijau. Komoditas-komoditas ini mengalami penurunan harga yang signifikan sehingga menekan angka inflasi secara keseluruhan.

 

Di sisi lain, terdapat sejumlah komoditas yang justru memberikan kontribusi terhadap inflasi m-to-m pada bulan yang sama. Komoditas tersebut meliputi daging ayam ras, biaya pendidikan akademi atau perguruan tinggi, bawang merah, tomat, emas perhiasan, mobil, nasi dengan lauk, salak, makanan hewan peliharaan, dan mainan anak. Kenaikan harga pada kelompok ini menambah tekanan inflasi meskipun masih berada dalam batas yang terkendali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: