Sementara itu, Plt. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu, Zainal Asikin yang baru mengetahui peristiwa ini akan kembali berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk langkah penanggulangannya.
"Kami baru dapat informasi ini. Secepatnya kami akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat, untuk menentukan langkah selanjutnya," tegas Zainal Asikin.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan Seluma Gelar Pelayanan Kesehatan Gizi
BACA JUGA:Ini Dia Hasil Undian KPU Seluma, Teguh Nomor 1, Erjon Nomor 2
Selain itu menurutnya, fenomena turunnya satwa liar seperti harimau atau macan dahan ini, disebabkan karena pengaruh faktor cuaca kemarau, serta makanan yang ada dihutan sudah sulit didapat oleh satwa liar. Seperti babi hutan, akibat dampak perambahan hutan.
Menyikapi hal ini, tim lembaga konservasi satwa liar dari Wildlife Conversation Society (WCS) menilai penanggulangan yang lebih efektif tidak cukup dengan memasang kerangkeng perangkap harimau. Namun, dengan metode penerapan kandang berkonsep Tiger Proof Enclosur (TPE) atau anti serangan harimau.
BACA JUGA: TNI Bersihkan Pantai Seluma, Kades Berikan Apresiasi
BACA JUGA:Didampingi Kadis Perikanan, Bupati Seluma Monitoring Bantuan Oven Pemanggang Ikan
Kandang kambing berkonsep Tiger Proof Enclosur (TPE) atau anti serangan harimau tersebut yakni, dengan menambah kawat berduri yang dipasang mengelilingi kandang dan atapnya, sebagai upaya pencegahan dini terhadap serangan satwa liar yang dilindungi negara.