Ketika salah satu pasangan berusaha membela diri daripada mendengarkan dan merespons kekhawatiran pasangannya, komunikasi yang konstruktif menjadi sulit.
Sikap defensif dapat menciptakan siklus negatif dalam komunikasi, di mana setiap pasangan merasa tidak didengar dan tidak dihargai.
Dalam jangka panjang, sifat defensif ini dapat menambah ketegangan dan memicu konflik yang berujung pada perceraian.
3. Penghinaan
Penghinaan adalah salah satu faktor yang paling merusak dalam sebuah hubungan.
Ketika salah satu pasangan merendahkan yang lain, baik melalui kata-kata maupun tindakan, hal ini dapat menghancurkan rasa hormat dan kepercayaan dalam hubungan.
Penghinaan menciptakan atmosfer toksik yang sulit diubah, dan pasangan yang merasa dihina mungkin merasa tidak ada pilihan lain selain mengakhiri hubungan.
Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang terlibat dalam perilaku penghinaan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk bercerai.
4. Menghalangi
Ketika satu pasangan menghalangi tujuan, impian, atau kebutuhan pasangan lainnya, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan yang mendalam dalam hubungan.
Ketika satu pihak merasa tidak didukung atau dibatasi dalam pencapaian pribadi, hal ini dapat menciptakan perasaan terasing dan frustrasi.
Menghalangi pasangan dalam mencapai tujuannya juga dapat menciptakan ketidakadilan dalam hubungan, yang sering kali berujung pada perpisahan.
Kesimpulan
Menghadapi tantangan dalam hubungan adalah hal yang biasa, tetapi memahami faktor-faktor yang dapat memicu perceraian sangat penting bagi pasangan yang ingin mempertahankan hubungan mereka.
Dengan mengenali pola-pola perilaku negatif seperti kritik, sifat defensif, penghinaan, dan menghalangi, pasangan dapat bekerja sama untuk memperbaiki komunikasi dan membangun kembali kepercayaan.
Kesadaran akan faktor-faktor ini dapat menjadi langkah pertama menuju hubungan yang lebih sehat dan lebih bahagia.