Ternak Mati Mendadak di Bengkulu Selatan dan Kaur Terjangkit Wabah Septicaemia Epizootica

Sabtu 12-10-2024,08:12 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Syariah muhammadin

Syarkawi menjelaskan, tim Disnakeswan telah melakukan pengobatan bagi ternak yang masih mungkin diselamatkan, meski banyak yang terlambat karena kondisinya sudah parah saat ditemukan.

“Memang ada yang kondisinya sudah terlalu parah, tetapi kami masih bisa menyelamatkan beberapa yang gejalanya belum terlalu akut. Saat ini, kami tengah fokus pada pengobatan dan pencegahan agar kasus ini tidak menyebar ke daerah lain,” katanya.

Selain pengobatan, langkah preventif pun dilakukan melalui vaksinasi darurat. Dalam upaya mengendalikan penyebaran SE, Disnakeswan telah meminta bantuan pemerintah pusat untuk menyediakan vaksin SE. Hasilnya, 1.000 dosis vaksin berhasil diperoleh dan langsung dialokasikan ke daerah-daerah yang terdampak, terutama Bengkulu Selatan dan Kaur.

“Kami mendapatkan bantuan 1.000 dosis vaksin SE, dan semuanya sudah kami distribusikan ke lapangan. Vaksin ini penting agar ternak di kawasan yang berisiko dapat terlindungi, terutama dalam situasi wabah seperti sekarang,” ujar Syarkawi.

Disnakeswan Bengkulu juga mengimbau masyarakat, khususnya para peternak, untuk membatasi lalu lintas ternak.

Langkah ini diambil untuk mencegah penularan lebih lanjut ke wilayah lain di Provinsi Bengkulu.

Pengawasan terhadap pergerakan ternak di sekitar Bengkulu Selatan dan Kaur diperketat, terutama untuk mencegah adanya perpindahan hewan dari daerah yang terinfeksi ke kawasan lain.

“Kami meminta peternak untuk berhati-hati dalam memindahkan ternak mereka, terutama dari daerah yang sudah ada kasus SE. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi penularan lebih lanjut dan meminimalisir jumlah korban,” imbuh Syarkawi.

Menurutnya, penyakit ini termasuk endemik di Bengkulu, yang kemunculannya dapat meningkat secara signifikan saat cuaca berubah drastis.

Seiring dengan perubahan iklim, kondisi yang lembab menjadi salah satu faktor yang mendukung perkembangan bakteri Pasteurella multocida penyebab SE.

“Kemunculan wabah ini bisa jadi dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang cukup ekstrem belakangan ini. Sejauh ini kami masih melakukan kajian lebih lanjut terkait pemicu utamanya, tetapi kondisi iklim memang diduga berperan besar dalam peningkatan kasus ini,” jelasnya.

- Dampak Ekonomi Terasa bagi Peternak

Penyebaran penyakit ngorok ini berdampak langsung pada ekonomi para peternak.

Ternak yang mati mendadak membuat para peternak kehilangan pendapatan signifikan.

Kerugian material yang dirasakan tidak sedikit, terlebih jika mengingat bahwa ternak sapi dan kerbau merupakan sumber pendapatan utama bagi banyak peternak di Bengkulu Selatan dan Kaur.

“Kasus ini menjadi pukulan besar bagi peternak. Kami memahami betapa sulitnya mereka menghadapi situasi ini, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit setelah pandemi,” ungkap Syarkawi.

Kategori :