Kedua, seorang hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, namun ia memiliki niat yang tulus sambil berkata: andai saja aku memiliki harta, niscaya aku akan melakukan amalan seperti si Fulan. Maka dengan begitu, ia mendapatkan apa yang dia niatkan, bagi keduanya pahala yang sama.”
Ketiga, seorang hamba yang diberikan harta namun Allah tidak memberikannya ilmu. Ia menggunakan hartanya tanpa ilmu, ia tidak takut kepada Allah yang mana memiliki hak atas harta dan dirinya. Dan inilah keadaan terburuk.
Keempat, seorang hamba yang tidak diberikan Allah harta maupun ilmu namun ia berkata: andai aku memiliki harta tentu aku akan melakukan apa yang dilakukan Fulan yang menggunakan hartanya dengan semena-mena. Bagi keduanya, dosa yang sama.” ( H.R imam Tirmizi)
Hadirin Jamaah Jumah yang dirahmati Allah
Dari hadis diatas menjelaskan bahwa:
1.Diperboleh terus untuk mencari dunia atau bahkan mengumpulkan harta sebanyak banyaknya, dengan syarat bekerja yang halal, harta tersebut harus pergunakan kepada yang halal serta jangan sampai mencari dunia melupapkan dan melalaikan akhirat.
2.Pentingnya silaturahmi dan jangan sampai memutuskan tali silaurami kepada kerabat dekat.
3.Pentingnya ilmu pengetahuan, terutama masalah ilmu fardhu ‘ain. Yaitu imu yang berkenaan dengan halal dan haram atau ilmu yang berkenaan dengan ibadah keseharian.
4.Pentingnya untuk mengamalkan ilmu, bukan hanya sekadar mendpatakan imu, akan tetapi kita dituntut untuk istiqomah mengamalkan ilmu pengetauan dalam kehidupan sehari hari.
5.Semua harta yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan kelak di hari kiamat. Artinya, jangan sampai harta yang kita miliki kita pergunakan kepada hal -hal yang dilarang oleh Allah Swt.
6.Bagi yang hanya mementingkan dunia melalaikan akhirat disebabkan oleh hartanya, sehingga dengan hartanya dia melaikan kewajiban dengan hartanya dia terjerumus kepada yang haram, maka orang tersebut akan mendapat kedudukan yang sejelek- jelek kedudukan.