Mengupas Fenomena Geng Motor, Deteksi Dini, dan Upaya Preventif bagi Generasi Muda

Jumat 18-10-2024,19:03 WIB
Reporter : Naura Qristina
Editor : syariah muhammadin

 

Ia juga menekankan bahwa pihak kepolisian selalu terbuka untuk bekerja sama dengan sekolah dan masyarakat dalam mengadakan penyuluhan dan kegiatan preventif lainnya. 

 

Kepolisian akan terus melakukan patroli di wilayah-wilayah yang dianggap rawan serta memberikan edukasi langsung kepada siswa-siswa di berbagai sekolah di Bengkulu.

 

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Ledyawati Djakfar, S. Psi, M. Sos, yang merupakan seorang psikolog turut memberikan perspektif dari sudut pandang psikologi tentang bagaimana remaja sering kali bergabung dengan geng motor sebagai cara untuk mencari identitas diri dan merasa diterima oleh kelompoknya. 

BACA JUGA:Memanas Lagi, Konflik Agraria antara PT BRS Dengan Masyarakat Bengkulu Utara dan Mukomuko

BACA JUGA:Ingat! 20 Oktober 2024 Batas Akhir Pendaftaran Seleksi PPPK Provinsi Bengkulu Tahun 2024, Ayo Buruan

Banyak dari mereka mengalami tekanan emosional yang akhirnya mendorong mereka ke arah yang salah.

 

“Remaja adalah individu yang sedang dalam tahap pencarian jati diri, dan mereka sering merasa bingung dengan tekanan sosial di sekitar mereka. Dalam beberapa kasus, mereka bergabung dengan geng motor bukan karena niat kriminal, tetapi karena mereka merasa diabaikan atau tidak mendapat perhatian di rumah atau sekolah,” jelas sang Ledyawati.

 

Ia menekankan bahwa salah satu solusi yang efektif adalah dengan memberikan dukungan emosional dan psikologis yang memadai kepada remaja, baik dari keluarga maupun sekolah. 

 

Pendidikan karakter yang kuat dan kegiatan-kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan organisasi sosial dapat menjadi penyeimbang agar remaja tidak terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang.

 

Kategori :