Dalam Hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa tidak bersyukur kepada manusia, maka dia juga tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa syukur tidak hanya kepada Allah, tetapi juga kepada sesama manusia yang telah berkontribusi dalam kehidupan kita. Ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan peran orang lain dalam setiap pencapaian yang kita raih. Hadis lain Rasulullah pun menjelaskan:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya: “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi seperti demikian kecuali pada mukmin sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar dan itu baik baginya.” (HR. Muslim. no.7692).
Kalau kita tarik dalam dalam konteks modern saat ini, banyak ahli yang mengkaji secara mendalam mengenai efek syukur terhadap kesehatan mental dan fisik. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa individu yang secara rutin (istiqomah) mengungkapkan rasa syukur memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kesehatan yang lebih baik.
Penelitian ini mendukung dalil-dalil syukur yang ada dalam ajaran Islam, di mana syukur terbukti memberikan manfaat yang signifikan bagi manusia secara individu maupun manusia secara kolektif.
Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak kisah yang menggambarkan sikap syukur kepada Allah SWT yang amat sangat tulus dan mulia yang dialami oleh para nabi dan rasul. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah kisah Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim dikenal sebagai sosok yang sangat pandai bersyukur kepada Allah, terutama ketika Allah memberinya keturunan setelah bertahun-tahun menunggu.
Dalam Surah Al-Baqarah, Allah berfirman, "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia menyelesaikannya.
Allah berfirman, ''Sesungguhnya Aku menjadikanmu pemimpin bagi umat manusia.' Ibrahim berkata, 'Dan (bagaimana) dengan keturunanku?''
Allah berfirman, ''Janji-Ku tidak berlaku bagi orang yang zalim'" (QS. Al-Baqarah: 124).