Perpustakaan Berkualitas, Antara Realitas & Imajinasi?

Kamis 07-11-2024,19:03 WIB
Oleh: tim redaksi

Berdasarkan data tersebut, tergambar bahwa dari keseluruhan perpustakaan di Indonesia, hanya sekitar 6,3% yang memenuhi standar. 

Masih rendahnya jumlah perpustakaan yang terakreditasi dapat menjadi tolak ukur keseriusan pemerintah dalam menciptakan generasi masa depan berbasis pengetahuan yang literat.

Hal ini diperkuat dengan temuan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang mencatat sekitar 25% siswa di Indonesia mencapai level 2 atau lebih tinggi dalam membaca. Jumlah itu masih di bawah rata-rata OECD sebesar 74%.

OECD mengukur tiga indikator Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) dengan melakukan penilaian terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa berusia 15 tahun dalam bidang matematika, membaca, dan sains.

Skor membaca siswa Indonesia dari laporan itu sebesar 359 poin. Adapun skor rata-rata negara-negara OECD di kisaran 475 poin. Di Asia Tenggara, poin membaca siswa Indonesia jauh di bawah Singapura yang mendekati 550 poin.

Salah satu visi misi di bidang pendidikan, sains, dan teknologi, pasangan Prabowo-Gibran saat kampanye Pemilihan Presiden lalu yakni berjanji membangun perpustakaan dan memperbanyak taman-taman bacaan untuk mendorong gerakan literasi masyarakat.  

Kini, saatnya Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merealisasikan janjinya dengan menempatkan perpustakaan sebagai salah satu ujung tombak untuk meningkatkan derajat pengetahuan dan kecerdasan anak-anak bangsa. 

Pemisahan satu kementerian menjadi tiga kementerian yang menangani pendidikan harapan pun makin memperkuat peran perpustakaan dalam menciptakan generasi yang terliterasi.

 

Penulis Opini: Tatik Wiharti Mahasiswa Program Pascasarjana Komunikasi STIKOM Interstudi Jakarta

 

 

 

Kategori :