"Mesin tetas bikin sendiri. Lihat di YouTube langsung coba. Dan berhasil. Ini saya pakai sampai sekarang," kata Air sembari menunjukan mesin tetas karyanya.
8 induk ayam yang semula lepas liar, dikandangkan bersama 1 ayam jantan. Tak lama, ada sekitar 4 ekor ayam mulai bertelur. Sejak itulah Ari mulai menetaskan telur ayam menggunakan mesin tetas. Hasilnya tidak mengecewakan. Nyaris 95 persen telur berhasil menetas.
"19 hari telur mulai menetas. Kalau telur dari ayam sendiri kebanyakan jadi. Alhamdulillah," sebut Ari.
Untuk mempercepat produksi, ia mencoba membeli telur ayam di luar. Termasuk telur bebek juga dicoba ditetaskan. Hanya saja hasilnya kurang memuaskan. Itulah ia memutuskan untuk menambah indukan.
Dalam tempo 5 bulan, Ari sudah memiliki 40 induk ayam produktif. Belum lagi, 200 ekor calon induk ayam sudah siap tempur dan bertelur.
"Jadi ayam betina tidak saya jual. Yang jantan saja dijual. Saya mau nambah indukan. Kalau indukan yang sudah jadi, itu 40 ekor. Tapi ayam betina usia 4 bulan ditambah usia 2 bulan, itu sekitar 200 ekor. Rencananya semua mau saya jadikan indukan," bebernya.
Meski ia tidak menjual seluruh ayam yang dibesarkan, khususnya yang betina. Bukan berarti dirinya belum mendapat cuan dari hasil beternak.
"Ayam yang dijual usia 3 bulan. Alhamdulillah dalam 5 bulan ini ada sekitar 200 ekor sudah dijual. Per ekor harganya Rp 40 ribu," imbuhnya.