“Sirup gulanya dibuat khusus agar tingkat kemanisannya bisa disesuaikan,” tutupnya.
Sigit Widiatmoko, Guru Besar Sejarah Kediri Universitas PGRI Nusantara (UNP), mengatakan tahwa merupakan hasil akulturasi budaya kuliner.
Awalnya dibawa oleh orang Tionghoa ke nusantara, termasuk Kediri. Bagi penduduk setempat, kemudian dibuat dengan berbagai macam bumbu tergantung selera.
“Tahwa merupakan akulturasi budaya yang nyata karena bunga tahu dibawa oleh orang Tionghoa, sedangkan sambal jahe dan masih banyak bumbu lainnya merupakan variasi masyarakat setempat,” jelas Sigit Widiatmoko.
Menurutnya, Tahwa berasal dari air kedelai murni yang diolah menjadi minuman bernilai gizi tinggi. Jadi sangat bermanfaat bagi tubuh.
Apalagi sering disajikan panas-panas karena selain menjadi bagian dari budaya masyarakat Tionghoa, juga karena adanya bumbu, enak disantap selagi masih hangat.