Nama-nama lainnya adalah Putut (35) dari Bekasi Utara, Hendrik (59) dari Jakarta Timur, serta Tafsir (43) dari Pringsewu Utara.
Menanggapi insiden ini, perwakilan administrasi PO Putra Raflesia, Aswandi, mengungkapkan bahwa bus tersebut sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju Jakarta untuk dijual kepada pembeli.
Menurutnya, sopir hanya ditugaskan mengantarkan bus tanpa penumpang. Namun, ia menduga sopir mengambil inisiatif membawa penumpang untuk mendapatkan tambahan uang saku.
Dengan pernyataan ini sepertinya pihak PO tidak akan bertanggung jawab atas kerugian penumpang karena keberadaan mereka di bus tidak sesuai prosedur resmi perusahaan
"Bus itu sudah habis kontraknya dan sedang dalam proses penjualan. Sopir berangkat sendirian untuk membawa bus ke Jakarta. Kalau ada penumpang, itu murni inisiatif sopir sendiri," kata Aswandi.
Lebih lanjut, Aswandi menegaskan bahwa bus telah melalui uji KIR dan dinyatakan layak jalan.
Bahkan, Muhammad Syofyan juga sudah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum keberangkatan dan dinyatakan fit.
"Baik kondisi bus maupun sopir sebenarnya dalam keadaan prima," ujarnya.
Selanjutnya Aswandi menyampaikan, untuk Proses evakuasi jenazah korban masih dilakukan, termasuk membawa jenazah Muhammad Syofyan ke Bengkulu untuk diserahkan kepada keluarga. Sedangkan dua korban lainnya akan dipulangkan ke daerah asal mereka setelah proses identifikasi oleh tim Inafis kepolisian selesai.
"Kami turut berduka atas kehilangan ini, terutama kepada keluarga Muhammad Syofyan. Beliau adalah sopir yang baik dan telah lama bekerja bersama kami," ucap Aswandi.
Menurut Aswandi, Muhammad Syofyan dikenal sebagai sosok pekerja yang berdedikasi tinggi, ramah, dan tidak pernah membuat masalah selama bertugas di PO Putra Raflesia.
"Dia itu sudah lama jadi dan dibesarkan di Putra Raflesia. Untuk kepribadiannya orangnya baik, dan selalu menjalankan tugas dengan tanggung jawab," tutup Aswandi.