"Kami terus mengingatkan masyarakat agar mematuhi protokol keselamatan. Untuk nelayan, misalnya, penggunaan jaket pelampung harus menjadi kebiasaan," jelas Likopa.
Selain itu, Basarnas juga menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat dalam setiap operasi SAR untuk memastikan penyelamatan dilakukan secara cepat dan profesional.
Namun, tantangan masih menjadi bagian dari pekerjaan tim Basarnas. Likopa mengungkapkan bahwa kondisi geografis, cuaca ekstrem, dan keterbatasan alat menjadi kendala yang kerap menghambat operasi.
Meski demikian, Basarnas terus berupaya meningkatkan kapasitas, termasuk melalui pembaruan teknologi dan peralatan penyelamatan.
"Kami ingin operasi di masa depan lebih efektif, sehingga peluang menyelamatkan korban semakin besar," ujar Likopa.
Ia juga berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya keselamatan, terutama di wilayah rawan bencana seperti Bengkulu.
"Keselamatan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya Basarnas," tambahnya.
Basarnas Bengkulu tak hanya mengevaluasi operasi yang telah dilakukan, tetapi juga mempersiapkan langkah strategis untuk tahun depan. Peningkatan edukasi keselamatan dan kolaborasi dengan berbagai pihak akan terus diutamakan.