Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Rosjonsyah mengimbau masyarakat untuk menghindari perayaan di kawasan rawan bencana, seperti pantai dan daerah rawan longsor.
"Rayakan Nataru dengan kegiatan yang lebih positif, dan tetap utamakan keselamatan," tegasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, mengungkapkan bahwa pihaknya telah meningkatkan koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca buruk ini.
"Kami terus memantau situasi di lapangan dan meminta masyarakat untuk mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang," jelas Herwan.
Sebagai langkah mitigasi, BPBD meminta masyarakat untuk mematuhi peringatan dini, khususnya terkait ancaman banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan bencana lain yang mungkin terjadi.
"Mari tingkatkan kewaspadaan demi keselamatan bersama. Informasi resmi dari BMKG dan instansi terkait harus menjadi acuan utama," kata Herwan.
Herwan juga menyoroti pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang berpotensi terjadi selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Cuaca buruk dapat memicu berbagai bencana seperti banjir bandang di daerah pesisir, longsor di wilayah perbukitan, dan pohon tumbang di kawasan padat penduduk.
Kemudian BPBD terus mengintensifkan langkah-langkah mitigasi seperti sosialisasi kepada masyarakat di daerah rawan bencana.