Selain itu, pemerintah daerah bekerja sama dengan aparat desa untuk memantau pergerakan hewan ternak, terutama menjelang musim panen atau tradisi yang melibatkan hewan kurban. “Kami memastikan setiap hewan yang masuk atau keluar dari wilayah Bengkulu telah melewati pemeriksaan kesehatan. Ini untuk meminimalkan risiko penyebaran,” kata Syarkawi.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi ancaman PMK. Menurutnya, dukungan pemerintah pusat dalam bentuk alokasi vaksin dan pendanaan sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini.
Melihat tren penurunan kasus, Syarkawi optimistis Bengkulu bisa menjadi contoh dalam pengendalian PMK. Namun, ia mengingatkan bahwa upaya ini tidak boleh berhenti pada vaksinasi semata. Perlu ada langkah jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan peternakan di daerah tersebut.
“PMK bukan hanya tantangan sementara. Kita perlu memastikan sektor peternakan di Bengkulu lebih siap menghadapi ancaman penyakit di masa depan. Ini termasuk memperbaiki infrastruktur, pelatihan peternak, dan penguatan sistem pengawasan,” tuturnya.