BACA JUGA:Pantai Panjang Tetap Jadi Primadona Wisata Bengkulu, Meski Festival Tabut Sedang Heboh
Usin menambahkan bahwa semangat SANS dan PUPAN patut ditiru, bahkan bisa dijadikan model edukasi berbasis komunitas di seluruh wilayah Bengkulu.
Bila perlu, lanjutnya, pemda bisa memasukkan program-program mereka ke dalam kegiatan resmi sekolah atau program CSR perusahaan.
BACA JUGA:Harga Beras Naik, Pedagang dan Konsumen Mulai Resah
“Kalau kita ingin menyiapkan generasi yang tangguh, mandiri, dan bebas narkoba, maka cara konvensional sudah tidak cukup. Kita butuh pendekatan baru, pendekatan dari anak muda untuk anak muda,” paparnya.
Lebih jauh, Usin berkomitmen untuk menyuarakan dukungan legislatif terhadap organisasi semacam ini. Menurutnya, keberlangsungan mereka tidak boleh hanya mengandalkan semangat swadaya dan gotong royong semata, tapi juga harus mendapat perhatian nyata dari pemerintah provinsi, baik dalam bentuk pendanaan, pelatihan, hingga dukungan regulatif.
BACA JUGA:Pemda Kota Bengkulu Instruksikan OPD Terkait Untuk Selesaikan Masalah Pipa Pecah
“Saya akan bawa ini ke pembahasan DPRD. Kita tidak boleh tutup mata terhadap kerja nyata anak-anak muda ini. Kalau kita abaikan mereka sekarang, kita sedang menunda masa depan yang lebih sehat dan bersih dari narkoba,” pungkasnya.