Teuku menilai, tantangan ini seharusnya tidak jadi hambatan, melainkan peluang. “Kalau kita serius, sawit Bengkulu bisa naik kelas. Bukan hanya menguntungkan petani, tapi juga mendongkrak citra daerah,” katanya.
Diskusi soal sawit memang selalu penuh pro dan kontra. Di satu sisi, ia membawa harapan ekonomi. Di sisi lain, muncul kekhawatiran soal kerusakan alam.
Karena itu, menurut DPRD, kuncinya ada pada keseimbangan. Perekonomian daerah harus tumbuh, tapi lingkungan juga tetap terjaga.
“Kalau dua-duanya bisa berjalan, sawit benar-benar jadi berkah untuk Bengkulu,” tutur Teuku.(Wij)