Sementara itu, puncak musim hujan menunjukkan variasi antarwilayah. Di Jawa, Sulawesi, serta Maluku-Papua, puncak musim hujan diprediksi datang lebih awal dibandingkan prediksi sebelumnya. Sebaliknya, di Sumatera dan Bali, puncak musim hujan justru diperkirakan terjadi lebih lambat.
Dari sisi durasi, musim hujan 2025/2026 diprediksi menjadi lebih pendek dibandingkan prediksi awal, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Namun demikian, terdapat pengecualian di beberapa wilayah Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua, yang dimutakhirkan menjadi mengalami musim hujan sepanjang tahun.
Perlu Antisipasi Lintas Sektor
Dengan adanya pemutakhiran prediksi ini, masyarakat dan pemangku kepentingan diharapkan dapat melakukan antisipasi sejak dini, khususnya pada sektor pertanian, pengelolaan sumber daya air, kebencanaan, dan infrastruktur. Pemahaman terhadap perubahan awal, puncak, dan durasi musim hujan menjadi penting agar dampak risiko, seperti banjir, longsor, maupun gangguan produksi pertanian, dapat diminimalkan.
Pemutakhiran prediksi musim ini menegaskan pentingnya pemantauan iklim secara berkala, mengingat dinamika atmosfer dan laut yang terus berkembang serta berpengaruh langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia.