Lestari Coffee, Kopi Binaan BI Bengkulu Ikut Pameran Kopi Dunia
Lestari Coffee, Kopi Binaan BI Bengkulu Ikut Pameran Kopi Dunia-Raditya-
Hasil Kurasi Lab Coffe 5758 Citarasa Robusta terbaik ke dua
RADAR BENGKULU - Lestari Coffee, kopi binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu ikut pameran kopi dunia (Word of Coffee) di Jakarta 15 sd 17 Mei 2025.
Bukan sepele, Lestari Coffee dapat lolos ikut pada pameran kopi dunia tersebut setelah melalui tahapan, pengujian, kurasi ketat dari 5758 Lab Coffee, Bandung.
Hasilnya, Lestari Coffee terbaik ke dua citarasa kopi robusta dengan nilai 82,83. Selesih sedikit dengan Kopi asal Sulawesi Tengah sebagai peringkat pertama.
Keikut sertaan Lestari Coffe pada ajang prestisus kopi kelas dunia juga ada 'campur tangan' kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.
Sebelumnya, Ada tiga kopi terbaik asal Bengkulu yang didaftarkan Kpw BI Bengkulu dan dikirimkan uji sample ke Lab 5758. Ada kopi Sahid Coffee asal Kepahiang, Rodaba Coffee dan Lestari Coffee yang sama-sama berasal dari desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Lestari Coffee lolos memenuhi standart dengan mengirimkan kopi terbaik mereka yakni jenis kopi Sintaro (Sindang Dataran Robusta) dan jenis Sehasen.
Ditemui dirumah produksi Lestari Coffee di desa Airlang/IV Suku Menanti, Supriyadi menceritakan efek luar biasa setelah ikut pameran kopi dunia.
"Kami banjir order. Kami diminta penuhi pasar dunia. Contohnya dari Dubai. Namun mencukupi itu kami masih belum sanggup, karena diminta kirim 5 ton perbulan. Soal ketersediaan stok dan hal teknis lain masih jadi penyebab. Untuk peminat dan pasar kopi Lestari itu menakjubkan sekali. Jenis kopi sintaro dan jenis sehasen dari Lestari Coffee diminati sekali pasar dunia," katanya.
Supriyadi tetap menjaga semangat untuk ekspor. "Tetapakan akan kita ekspor meskipun jumlah berterpenuhim. Tanggal 28 Mei saya dipanggil Gubernur Bengkulu, katanya mau bahas soal ekspor kopi. Kita mau dibuatkan gudang. Kita lihat saja apa hasilnya nanti untuk dorong dongkrak potensi daerah. Sisi lain, sejauh ini saja Lestari Coffee luar biasa pesat perkembangannya. Dalam satu hari saja sedikitnya meroasting 110 Kg kopi untuk memenuhi pasar domestik dalam negeri," terangnya.
Disisi lain, Supriyadi menceritakan kisah perjuanganya merintis usaha. Supriyadi mengatakan bahwa Ia dulu kuli bangunan, rumah dinding bambu dan tak punya kebun kopi ditanah penghasil kopi.
"Saya dulu kuli. Tahun 2012 nekat alih usaha. saya dulu miskin. Rumah dinding bambu. Saya tidak punya kebun tapi kepingin maju. 2012 punya minat menjual bubuk kopi keliling. Saya ingat betul. Tahun 2012 bulan 3 memulai semuanya dari kopi. Nekat betul. dua tahun saya menabung beli mesin roasting kopi dengan bahan bakar kayu bakar seharga Rp 6 juta. Usaha terus, produksi kopi 10 Kg sebulan 15 ribu sd 45 ribu empat bulan kopinya ga laku. Hampir putus asa, namun tekad kuat, nekat dengan konsisten saya terus usaha. Upaya-upaya yang dilakukan seperti baru ganti kemasan dsb kami kerjakan. Adalagi strategi kami yakni menitip kopi di warung -warung dengan sistem laku batu bayar. Akhirnya kopi kami diterima dan permintaan semakin banyak. Bahkan jalan ditahun kedua mencapai produksi 6 ton pertahun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
