Banner disway

Harga Telur Naik, Pedagang di Pasar Panorama Berkurang

Harga Telur Naik, Pedagang di Pasar Panorama  Berkurang

Harga Telur Naik, Pedagang di Pasar Panorama Berkurang-Hamidatusshaleha-radarbengkulu


radarbengkuluonline.id – Harga kebutuhan pokok kembali mengalami kenaikan. Kali ini kenaikan terjadi pada komoditas telur ayam ras. Berdasarkan hasil wawancara di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, Harga telur yang sebelumnya Rp 54 ribu per karpet, kini naik menjadi Rp 56 ribu per karpet.

Kenaikan Harga ini cukup dirasakan masyarakat. Terutama para ibu rumah tangga dan pedagang makanan yang setiap harinya sangat bergantung pada kebutuhan telur

BACA JUGA:Belum Ada Hasil, Hearing Soal 42 Orang Siswa SMA 5 di DPRD Provinsi Bengkulu


Seorang ibu rumah tangga pelanggan telur  yang ditemui di Pasar Panorama Siti (35), mengaku bahwa semenjak harga telur naik beberapa hari terakhir, jumlah pedagang telur di pasar juga berkurang.

“Biasanya di pasar ini banyak sekali penjual telur. Kalau kita mau beli gampang sekali. Tinggal pilih mana yang murah. Tapi sekarang semenjak harganya naik, penjual telur malah jadi sedikit. Kadang harus keliling dulu baru ketemu penjual yang masih punya stok,” ungkap Siti (35), saat diwawancarai RADAR BENGKULU, Rabu 20 Agustus 2025.

BACA JUGA:Jangan Salah, Ini 8 Tips Memasak Telur Agar Nutrisi dan Proteinnya Tetap Terjaga



Ia menambahkan, kondisi ini cukup menyulitkan bagi masyarakat kecil. Pasalnya, telur termasuk salah satu bahan pangan yang paling sering dikonsumsi setiap hari. Selain harganya yang biasanya terjangkau, telur juga menjadi pilihan utama untuk kebutuhan lauk keluarga maupun usaha kecil seperti warung makan.

Hal senada disampaikan oleh salah seorang pedagang nasi goreng di kawasan Panorama, Rahmat (42). Ia menuturkan bahwa kenaikan harga telur ini secara langsung berdampak pada modal usaha yang ia jalankan.

BACA JUGA:Didominasi Ibu Rumah Tangga, Transaksi di Pegadaian Bengkulu Naik 24 Persen

 

“Kalau naiknya cuma seribu atau dua ribu mungkin tidak terlalu terasa, tapi kalau stok susah didapat, ini yang bikin berat. Karena saya jualan tiap malam butuh telur banyak. Mau tidak mau modal jadi bertambah,” jelasnya.

Sementara itu, dari pantauan di lapangan, sejumlah kios telur yang biasanya ramai terlihat sepi. Bahkan sebagian ada yang tutup sementara. Menurut pengakuan beberapa penjual, naiknya harga telur membuat permintaan menurun. Konsumen yang biasanya membeli satu karpet penuh, kini hanya membeli setengah atau bahkan seperempatnya.

BACA JUGA:Setelah Gempala Sukses , Gerakan Menanam Buah Sudah Disiapkan Walikota



“Kalau harga normal, biasanya orang beli langsung satu karpet. Tapi sekarang mereka banyak yang mengurangi. Ada yang cuma beli setengah, ada yang seperempat. Otomatis dagangan kita juga tidak cepat habis. Jadi, sebagian pedagang memilih tidak terlalu banyak stok dulu,” ujar Hasan, salah seorang pedagang telur di Pasar Panorama.

Fenomena ini membuat kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Telur yang biasanya menjadi bahan pokok andalan kini terasa mulai mahal. Tidak sedikit warga berharap agar harga telur bisa segera kembali stabil.

BACA JUGA:Dibuka Walikota, 21 Pejabat Eselon II Ikuti Job Fit di Pemkot Bengkulu



Kenaikan harga bahan pokok seperti telur kerap terjadi menjelang hari-hari besar atau akibat distribusi yang tidak lancar. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian penyebab utama kenaikan harga tersebut. Sejumlah warga menilai, pemerintah daerah perlu segera turun tangan untuk memantau dan menstabilkan harga di pasar.

“Harapan kami, semoga harga telur bisa normal kembali. Karena telur ini kan kebutuhan pokok. Hampir setiap rumah tangga pasti butuh. Kalau naik terus, kami yang kecil-kecil ini yang paling susah,” tutur Siti.

BACA JUGA:Setelah Terima Ambulan Gratis, Kades di Seluma Bingung Soal Biaya Perawatan dan Operasional



Dengan kondisi ini, masyarakat hanya bisa berharap agar harga segera terkendali. Kestabilan harga kebutuhan pokok sangat penting bagi masyarakat menengah ke bawah. Telur yang selama ini menjadi alternatif lauk murah kini justru mulai memberatkan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: