Meneladani Akhlak Nabi untuk Pembangunan Berkelanjutan
Dr. H. Abdul Qohar Ismail, MHI-Adam-Radar Bengkulu
Bagaimana mungkin engkau menyakiti seseorang yang bersaksi bersamamu bahwa tiada Tuhan selain Allah? Bagaimana mungkin engkau menyakiti seseorang yang salat di sampingmu di masjid? Bagaimana mungkin engkau menyakiti seseorang yang berpuasa Ramadan bersamamu dan berdoa "Amin" bersamamu?
Bagaimana mungkin engkau menyakiti seorang Muslim yang merupakan tetangga, sepupu, atau rekan kerjamu? Ulama kita yang mulia tidak mengatakan ini dengan sia-sia, dan beliau juga tidak mengucapkannya dengan sembarangan. Melainkan, beliau mengatakannya karena beliau tahu bahwa kesucian seorang Muslim di sisi Allah lebih agung daripada kesucian Ka'bah, bahwa seorang Muslim dihormati dalam syariat Allah SWT, dan bahwa menyakiti seorang mukmin sama saja dengan menyakiti Rasulullah SAW, dan menyakiti Rasulullah SAW sama saja dengan menyakiti Allah SWT.
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman, memperingatkan agar tidak menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah berfirman artinya:
" Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al-Ahzab: 58]
Sidang jamaah Jumat rahimakumullah
Wahai orang yang meremehkan kerugian yang ditimbulkan kepada orang lain, Tidakkah kalian ingat perkataan Umar: Amirul Mukminin, dengan rasa takut kepada Allah:
"Jika seekor domba tersandung di Irak, Allah akan bertanya kepadaku: 'Mengapa engkau tidak membuka jalan untuknya, Umar?'"
Lalu apa yang akan dikatakan oleh mereka yang dengan sengaja menyakiti orang lain di jalan, di tempat kerja, di pasar, di rumah, di media sosial, yang merugikan kehormatan dan reputasi mereka?
Apa yang akan dikatakan oleh mereka yang memukul, menyakiti, dan menindas? Saya berdiri hari ini untuk mengatakan kepada kita semua,: dimana posisi kita dalam kaitannya dengan akhlak Islam? Di mana posisi kita dalam kaitannya dengan peringatan Al-Qur'an dan Nabi yang melarang menyakiti umat Islam? Di mana posisi kita dalam kaitannya dengan sabda junjungan kita yang mulia yang artinya:
"Demi Allah, tidak halal bagimu menyakiti anjing atau babi secara zalim, maka bagaimana mungkin engkau menyakiti seorang Muslim?"
Sidang jamaah Jumat rahimakumullah
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
