Meneladani Akhlak Nabi untuk Pembangunan Berkelanjutan

 

"Barangsiapa yang meninggalkan Sunnah-ku, maka dia bukan bagian dariku." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Akhlak beliau adalah Al-Quran.Ketika ada perintahkan dalam Al-Qur'an. maka Beliau melaksanakannya, dan ketika  dilarang  maka Beliau meninggalkannya. Beliau sederhana dalam kehidupannya serta santun kepada siapapun dan dimanapun. Beliau tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan memaafkan dan memaafkan.

 

Shafiyyah binti Huyayy (ra) bersaksi: "Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih baik akhlaknya dari pada Rasulullah (SAW). Diriwayatkan oleh al-Tabarani.

Begitu juga Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah  SAW bersabda artinya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik." 

 

Bentuk akhlak Islam adalah tuntunan Nabi Muhammad SAW. sebagaimana dalam haditsnya yang artinya: "Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya,."

Jadi, yang harus kita renungkan adalah, apakah kita ini sudah bisa dikatakan sebagai orang muslim, yang notabene sudah mampu menjaga lisan, tangan dan tindakan yang memberikan kenyamanan dan kemaslahatan kepada sesama?

 

Kaum Muslimin yang terhormat, yang dirahmati Allah SWT

Mari kita renungkan bersama, Al-Fudhail bin Iyad ra seorang  yang zuhud. Beliau mengucapkan sabda yang mengguncang gunung-gunung yang teguh, maka bagaimana mungkin sabda itu tidak mengguncang hati manusia?

Beliau berbicara kepada kita, memperingatkan terhadap suatu tindakan yang dianggap remeh oleh banyak orang, suatu tindakan yang merupakan salah satu penyebab malapetaka dan salah satu pintu terbesar godaan: adalah menyakiti sesama.

Mari kita dengarkanlah sabdanya, yang ditulis dengan air mata, bukan dengan emas.

Al-Fudhail, ra, berkata: "Demi Allah, tidak halal bagimu menyakiti anjing atau babi secara zalim, maka bagaimana mungkin engkau menyakiti seorang Muslim?"

Sumber: