Kota Bengkulu Ingin Menjadi Bandul Inovasi Pendidikan Secara Nasional

radarbengkuluonline.id  – Walikota Bengkulu, Dr Dedy Wahyudi SE MM  ingin menggagas ujian serentak bagi siswa SD dan SMP se-Kota Bengkulu. Bagaimana menumbuhkan kembali daya saing pelajar dan semangat sekolah dalam mengejar prestasi.

Sejak 2021, pemerintah pusat menghapus UN dan menggantinya dengan Ujian Sekolah (US) yang sepenuhnya menjadi kewenangan sekolah.

BACA JUGA:Warga Bahagia, Emak-Emak Cempaka Permai Joget Bersama Walikota Bengkulu

 

Dampaknya terasa nyata bahwa hampir tidak ada siswa yang tidak lulus. Alih-alih meningkatkan kualitas, sistem ini justru menurunkan standar. Siswa kehilangan motivasi belajar, sekolah pun tak lagi terpacu mencetak nilai terbaik.

Di sinilah relevansi gagasan Dedy. Ujian serentak berstandar lokal yang ia canangkan mirip EBTANAS, tapi dimodifikasi agar sesuai konteks Kota Bengkulu. Ini bukan sekadar evaluasi akademik, melainkan instrumen kompetisi sehat yang mendorong siswa belajar lebih giat.

BACA JUGA:Dinas PUPR Provinsi Bengkulu Terus Kebut Pembangunan 22 Paket Proyek Jalan

 

Sekaligus, memacu sekolah agar tak puas dengan standar minimal. Dedy menjelaskan bahwa Kota Bengkulu ingin tampil sebagai motor perubahan.

“Kota Bengkulu ingin menjadi bandul inovasi pendidikan secara nasional. Sistem ujian serentak dua tahap ini bisa menjadi contoh dan pilot project bagi pusat untuk mendesain ulang standarisasi pendidikan. Saya ingin perubahan besar ini dimulai dari Bengkulu,” ujarnya.

BACA JUGA:Pererat Koordinasi, Walikota Sambut Hangat Kunjungan Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Bengkulu

Tanggal 15 September 2025 akan menjadi momentum bersejarah. Sekitar 500 siswa SD dan SMP mengikuti ujian serentak tahap pertama. Lalu, tiga besar terbaik dari tiap sekolah akan kembali diuji pada 30 September 2025. Ada apresiasi berupa laptop untuk siswa berprestasi.

Namun, kata Dedy, hadiah itu bukanlah inti kebijakan. Sebab yang utama adalah semangat kompetisi. Dedy ingin siswa termotivasi, sekolah juga terpacu meningkatkan kualitas belajar mengajar.

BACA JUGA:Walikota Bengkulu Gelar Acara Pisah Sambut Dandim 0407

Menurut Dedy, langkah ini bisa menjadi pilot project nasional. Jika berhasil, Bengkulu akan tercatat sebagai daerah pertama yang berani menawarkan model alternatif evaluasi pasca-UN.

Ini bandul inovasi pendidikan yang bisa mengayun ke pusat, menjadi inspirasi bagi perumusan standar baru yang lebih terukur dan adil.

BACA JUGA:Walikota Bengkulu Serahkan Bantuan Untuk Perbaikan Rumah Warga Tidak Layak Huni

Kebijakan ini sejalan dengan alarm internasional. Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) menempatkan kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia pada kategori rendah. Rendahnya capaian ini tak lepas dari sistem evaluasi  yang kehilangan standar baku.

Artinya, tanpa evaluasi yang serius dan terstruktur, kita sedang mempertaruhkan masa depan generasi muda. Inovasi ujian serentak Bengkulu adalah sinyal bahwa daerah bisa mengambil inisiatif, tidak sekadar menunggu regulasi pusat. 

Sumber: