KMP Pulo Tello Turunkan Penumpang di Tengah Laut

BACA JUGA:Wakil Bupati Seluma Buka Turnamen Volley Sembayat Cup

 

“Ini bukan cuma soal sulit. Kami kadang bisa terjebak berhari-hari karena kapal tak bisa bersandar. Barang sulit masuk, hasil panen tidak bisa keluar. Ekonomi kami lumpuh,” keluh Nurjanah.

Ia menambahkan, harga-harga kebutuhan pokok naik tak terkendali. Pisang—komoditas andalan warga—tak laku karena tak bisa dibawa ke kota. “Kami hanya bisa berharap pengerukan ini cepat selesai. Jangan sampai berbulan-bulan begini terus,” ujarnya getir.

BACA JUGA:Walikota Bengkulu Lakukan Pembangunan Jalan Hotmix di Kawasan Perumahan

 

Sorotan terhadap lambatnya pengerjaan pengerukan juga datang dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Gubernur H. Helmi Hasan, yang sebelumnya melakukan inspeksi mendadak ke lokasi, mendorong PT Pelindo sebagai pengelola pelabuhan agar segera menuntaskan pengerjaan. Ia bahkan menegaskan tenggat waktu.

“Saya minta alur ini bisa dibuka paling lambat tanggal 2 Juli. Kita tidak bisa biarkan rakyat terus terkatung-katung,” tegas Helmi.

BACA JUGA:Walikota Bengkulu Ikut Upacara HUT Bhayangkara ke-79

 

Gubernur juga menggarisbawahi bahwa Pelabuhan Pulau Baai adalah nadi utama logistik laut di Bengkulu. Jika alur tersumbat, maka bukan hanya akses ke Enggano terganggu, tapi distribusi barang dan ekonomi daerah ikut terhambat.

“Pelabuhan ini bukan cuma milik Bengkulu, tapi milik rakyat. Jangan biarkan mereka terus terisolasi,” ujar Helmi.

BACA JUGA:1.400 Mahasiswa Poltekkes akan Bersihkan Pantai Panjang Bengkulu

 

Kondisi saat ini membuat KMP Pulo Tello nyaris seperti kapal darurat. Alih-alih menjadi penghubung utama antarwilayah, ia justru terjebak di antara masalah teknis dan solusi sementara yang melelahkan. Radmiadi dan kru tetap bertahan menjalankan penyeberangan seminggu sekali, meski dengan segala keterbatasan.

Sumber: