Terancam Rugi Rp 200 M, Petani Seluma Protes Pengeringan Saluran Irigasi

Terancam Rugi Rp 200 M, Petani Seluma Protes Pengeringan Saluran Irigasi

RBO  >>>   SELUMA  >>>   Langkah pengeringan saluran irigasi Bendungan Seluma yang dilakukan pihak pelaksana pengerjaan proyek Balai Sumatera VII sejak tanggal 1 Agustus lalu terus menuai protes sejumlah kalangan petani di Kabupaten Seluma.

Mereka meminta pihak terkait untuk menghentikan upaya pemiskinan petani. Salah satunya pengeringan irigasi yang dapat mengancam ribuan hektar sawah petani gagal tanam.

"Kami petani tanaman pangan pengguna air irigasi bendungan Seluma akan mengirimkan surat terbuka kepada pimpinan instansi pemerintah penanggungjawab Bendungan Seluma, agar menghentikan indikasi upaya pemiskinan petani dihentikan," kata petani pemilik lahan dan pengguna air irigasi, Herwan Saleh, warga Talang Saling, Kecamatan Seluma, Senin (4/8).

Menurutnya, indikasi upaya pemiskinan dimaksud, memasuki bulan Agustus ini, kondisi tanaman padi pada sawah areal irigasi Bendungan Seluma, sedang tumbuh hijau yang membutuhkan air. Saat bersamaan, irigasi sudah mulai dikeringkan, sehingga mengancam gagal panen.

"Upaya pengeringan irigasi Bendung Seluma sudah terjadi pada tahun 2018 lalu, yang mengakibatkan petani gagal panen, dan kini terulang lagi," sampainya.

Ditambahkannya, perkiraan kerugian petani akibat pengeringan irigasi yang tidak tepat waktu itu mencapai total Rp 200 miliar dari jumlah ribuan petani. "Hal itu dihitung dari luas sawah data resmi PU 8.000 hektar dikalikan sekali musim tanam, dikalikan 6,5 ton produksi sawah per hektar, dikalikan harga gabah Rp 4.800/kg," sampai Herwan.

Senada diungkapkan Ketua Kelompok Tani Air Pancur, Asnawi (43), warga Kelurahan Napal, Kecamatan Seluma. Menurutnya, saat ini mayoritas usia tanaman padi petani baru menginjak 1 hingga 1,5 bulan. "Jika gagal tanam, bukan tidak mungkin petani akan menggelar demo," ujarnya. (0ne)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: