Batik “Bauki Tando Pusako” Khas Mukomuko dan Filosofinya

Batik “Bauki Tando Pusako” Khas Mukomuko dan Filosofinya

RABU kemarin (2/10) hari kerja saya sedikit berbeda dari hari-hari biasanya. Berangkat dari rumah, kaki melangkah lebih ringan untuk mencari bahan tulisan yang akan disuguhkan kepada pembaca setia RADAR BENGKULU/Radarbengkuluonline.com,.

Kepercayaan diri meningkat, mungkin pengaruh pakaian yang saya kenakan, kemarin tubuh saya dibalut baju batik. Selain untuk merayakan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, harus diakui, baju batik, meningkatkan ketampanan penulis pada taraf level maksimal, apalagi batik yang dipakai, batik khas Mukomuko.

Dihari yang baik ini, penulis berfikir alangkah eloknya jika meluangkan waktu untuk mengulas tentang batik. Kebetulan, Kabupaten Mukomuko sebagai wilayah tugas penulis, sudah memiliki batik dengan corak khas daerah sendiri. Kali ini penulis akan menyajikan filosofi-filosofi yang terkandung dalam komponen-komponen corak batik Mukomuko. Berikut ulasannya.

Oleh: Seno AM-Mukomuko

Batik Mukomuko dengan nama "Bauki Tando Pusako" dilahirkan dari ajang sayembara mendesain batik yang diselenggarakan oleh Pemkab Mukomuko melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koprasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) pada 2018 lalu.

Tim Juri memutuskan karya Febry Elbi Saputra sebagai pemenang. Kemudian karya Pebry ini disempurnakan oleh ahli pembatik, dengan tidak meninggalkan ciri khas desain awal, begitupun nama yang ditetapkan, Batik Mukomuko masih mengangkat nama yang diberikan pemenang yakni, "Kain Bauki Tando Pusako".

Di dalam Batik Mukomuko ini ada beberapa komponen gambar yang memiliki makna dan filosofi tersendiri.  Pertama, Cerano (sebuah tampan sekapur sirih adat istiadat Mukomuko). Kemudian ada gambar ikan, lokan, pohon sawit, bunga Rafflesia dan kaligrafi Arab bertuliskan "Mukomuko".

Gambar Cerano dimaknai bahwa masyarakat Mukomuko masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat. Dimana sampai saat ini masyarakat setempat masih mempertahankan sistem "Kaum" dalam kehidupan bermasyarakat.

Gambar ikan dimaknai sebagai Ikan Mikih. Ikan Mikih ini merupakan ikan endemik Mukomuko. Ikan ini juga terkenal dengan kelezatannya. Dapat dimaknai juga, gambar ikan ini mencerminkan Mukomuko kaya akan sumber daya perairan khususnya laut.

Kemudian ada gambar lokan, juga dimaknai sebagai khas Mukomuko. Lokan yang merupakan jenis kerang air tawar ini dikelola menjadi makanan yang nikmat oleh masyarakat Mukomuko sedari dulu. Samba lokan sudah menjadi kuliner khas daerah ini.

Gambar pohon sawit mencerminkan komoditi perkebunan kelapa sawit menjadi penopang ekonomi terbesar masyarakat setempat. Saat sekarang ini, kelapa sawit, menjadi tanaman yang tidak terpisahkan dari mayoritas masyarakat Kabupaten Mukomuko.

"Empat gambar itu, Cerano, Ikan Mikih, Lokan, dan Sawit menjadi khas daerah Mukomuko yang menjadi pembeda dari batik-batik daerah lain," terang Sekretaris Disperindagkop-UKM Mukomuko, Nurdiana, SE., MAP ditemui diruang kerjanya, Rabu (2/10).

Dua gambar lain yakni, bunga Rafflesia serta kaligrafi menjadi ciri dari Batik Besurek Bengkulu sebagai "induk" dari batik-batik khas daerah-daerah se-Provinsi Bengkulu.

"Batik Besurek itukan ciri khasnya ada buang Rafflesia dan kaligrafi. Itu kita masukan di dalam komponen batik daerah kita. Dan kaligrafi itu, Mukomuko ditulis Arab," jelas Nurdiana.

Tahap Promosi

Sebagai corak batik yang baru diciptakan, saat sekarang ini, Pemkab Mukomuko sedang tahap mempromosikan kepada masyarakat luas, baik masyarakat Kabupaten Mukomuko maupun masyarakat luar daerah.

Promosi Batik Mukomuko digenjot disetiap pameran-pameran mulai tingkat daerah hingga nasional. Dalam waktu dekat ini, pada pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan di Mukomuko dimanfaatkan pemerintah setempat untuk mempromokan Batik "Bauki Tando Pusako".

Perlindungan

Dikatakan Nurdiana, meskipun corak Batik khas Mukomuko ini terbilang baru, pihak Disperindag Mukomuko telah mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu agar Batik "Bauki Tando Pusako" bisa mendapat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Ini dilakukan sebagai upaya melindungi karya seni batik daerah Mukomuko.

"Mudah-mudahan batik kita ini bisa segera mendapat HAKI. Memang butuh biaya. Karena penetapan HAKI itu prosesnya cukup panjang. Ada survei dll," pungkas Nurdiana.

Pada akhirnya, pengakuan hukum seperti apapun akan menjadi percuma jika tidak ada pengakuan dari diri kita untuk mencintai Batik Indonesia sebagai sebuah karya Bangsa. Perlindungan terhadap Batik-Batik Indonesia dari berbagai daerah yang memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan sarat akan nilai-nilai kebudayaan mestinya digelorakan oleh seluruh anak Bangsa ini. Selamat Hari Batik Nasional. Semoga, Batik Indonesia selalu ada di hati dan terus dicintai putra-putri Ibu Pertiwi. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: