Ungkap Kematian 12 Penyu, Bentuk Tim Pencari Fakta

Ungkap Kematian 12 Penyu, Bentuk Tim Pencari Fakta

RBO, BENGKULU - The Society of Indonesian Enviromental Journalis (SIEJ) SIMPUL BENGKULU kemarin menggelar dialog bersama terkait kematian sebanyak 12 ekor penyu yang ada di Provinsi Bengkulu. Dalam pemberitaan beredar, dimana belasan ekor penyu itu ditemukan yang tak jauh dari pembuangan bahang industri PLTU daerah Keluarahan Teluk Sepang Pulau Bai Bengkulu. Menghadirikan para pengamatan biota laut yakni Dewi Purnama yang merupakan Dosen UNIB Prodi Ilmu Kelautan mengatakan, pembuangan bahang yang ada tehadap industri sangat menjadi dampak buruk. "Buangan bahang ini kita ketahui dengan suhu 38 hingga 39 derajat celcius, kalau secara lokal ini maka sekitaran otlet ini ada ekosistem ada terumbu karang serta rumput laut maka akan dampak lokal. Ini memang panas, maka ada campuran massa air kemudian buangan bahang ini akan kembali namun secara lokal akan berdampak buruk," ujarnya.

Berkaitan dengan kematian terhadap dugaan pembuangan bahang itu sendiri, Dewi mengutarakan harus dapat dilakukan pengujian serius oleh jajaran terkait. "Untuk kematian penyu tidak bisa dipastikan karena harus diuji, karena penyu ini bisa berpindah tempat berbeda dengan manusia dapat melihat dampak buruk langsung tanggap. Makanya pembuangan bahang dari PLTU terhadap kematian penyu ini harus dikaji lebih lanjut," tambahnya.

Terpisah Anggota DPD RI Dapil Provinsi Bengkulu Ahmad Kenedi mengutarakan, dirinya meminta agar membentuk tim pencari fakta atas peristiwa ini. Dirinya pun menganggap hal ini merupakan isu yang cukup menarik dapat dibahas di jajaran pusat dalam kepidatoan senator. Selain itu, pihak terkait agar melakukan terus evaluasi industri yang ada di Provinsi Bengkulu terhadap dampak yang ada. "Kita meminta agar membentuk pencarian tim fakta, ini isu menarik karena penyu merupakan dijaga habitatnya. Selain itu kita meminta mengawal amdal, agar juga dievaluasi ini yang harus dilakukan. Kemudian sebelum ini operasional penuh harus dilakukan pemeriksaan kembali agar jangan dugaan pencemaran ini memang benar terjadi karena akan lebih sulit mengatasinya," katanya.

"Kita akan pantau bahkan, ini akan dibawa isu nasional bahkan bukan hanya penyu nanti ditakutkan akan terjadi ekosistem kerusakan maka ini tugas kita bersama di pusat. Nanti saya ungkapkan, di Bengkulu ada tidak keseimbangan ekosistem laut yang ada. Maka ini terkait isu pencemaran lingkungan maka kita berharap agar ada tindak lanjutnya."

Dibagian lain Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran Dinas LHK Provinsi, Zainubi, SH menyampaikan, dari pengecekan yang dilakukan pihaknya, limbah air bahang masih diambang batas normal.

"Kita hanya melakukan pengukuran seperti pH dan suhu air, dan semuanya masih dibawah baku mutu namun kandungan zat dalam limbah belum," pungkasnya. (Bro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: