‘Aisyiyah Suarakan Bengkulu Bebas TBC

‘Aisyiyah Suarakan Bengkulu Bebas TBC

Hari ini, Rakorwil Memutus Mata Rantai TBC

RBO  >>>   BENGKULU  >>>   Hari ini (Jumat-red), Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah (PWA) Bengkulu akan mengadakan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) terkait penyakit menular Tuberkolosis (TBC). Pertemuan tersebut, juga membahas tentang isu-isu masalah yang ditemukan di lapangan. Acara ini digelar bertempat di salah satu hotel berbintang di Kota Bengkulu.

Apalagi, 'Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Muhammadiyah yang telah berkiprah dan mampu bertahan selama satu abad, dalam usaha-usaha memajukan kehidupan umat, bangsa dan dunia kemanusiaan universal. Salah satu program utama 'Aisyiyah adalah menjawab problem kesehatan masyarakat, terkait akses layanan kesehatan, kebijakan anggaran kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat, termasuk berbagai macam penyakit menular. Salah satunya, TBC. Maka dari itu, implementasi program-program 'Aisyiyah dilakukan dengan berbagai metode. Seperti menjalin kerjasama dengan mitra kerja lembaga donor darah dan keuangan Global Fund (GF).

      "Tujuan kami menggelar Rakorwil ini, pertama, untuk memastikan bahwa hubungan antara SR dengan fasilitas kesehatan dan Dinas Kesehatan (Dinkes), berjalan dengan baik dan masing-masing mampu mengambil peran menyukseskan program Community TBC Care. Kedua, membahas hal-hal yang berkaitan dengan layanan untuk terduga dan pasien TBC. Ketiga, membahas strategi dan evaluasi investigasi kontak oleh kader berdasarkan data kasus, yang diterima dari Dinas Kesehatan," ujar Ketua Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah (PWA) Bengkulu, Hj. Zurnawati, Ch pada RADAR BENGKULU kemarin.

Lebih lanjut dikatakan Zurnawati, keempat, pertemuan koordinasi antara Sub Sub Recipient (SSR) dengan tim Sub Recipient (SR) ditingkat Provinsi, untuk menyukseskan program Community TBC-HIV Care. Kelima, membahas POA dan kegiatan tahun 2020 periode NIP. Enam, menyusun integrasi program dalam upaya peningkatan program. Tujuh, pelatihan keuangan bagi staff Finance SSR. Delapan, SR membuat daftar permasalahan yang ditemukan di lapangan, materi pencapaian indikator untuk dapat disampaikan dihadapan peserta. Sembilan, tim SR membuat materi pencapaian indikator.

      "Untuk narasumber Rakorwil yang dihadirkan, dari Dinkes Provinsi, saya sendiri sebagai ketua PWA Bengkulu, FO PR TB dan Staff Keuangan PR TB," katanya.

Kenapa Rakorwil tersebut wajib digelar? Sebagai organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah dari tahun 2017, memang sudah dipercaya oleh Pimpinan Pusat 'Aisyiyah untuk melaksanakan program TBC berbasis masyarakat dengan dukungan dana dan Global Fund.

      " 'Aisyiyah Bengkulu, sebagai SR penerima dana melaksanakan penanggulangan TBC di tiga daerah SSR. Yaitu Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong. Maka dari itu, 'Aisyiyah menyuarakan di Bengkulu bebas dari TBC," tuturnya.

Diketahui, Indonesia merupakan salah satu Negara dengan TBC Burden tertinggi di dunia. Menurut Global TB Report (WHO, 2019), Insiden TBC di Indonesia tahun 2018 mencapai 845.000 kasus, dengan estimasi TBC RO mencapai 12.000 kasus. Dengan mempertimbangkan tingkat notifikasi pada tahun 2018 sebanyak 67 persen, sudah terlaporkan sementara sisanya mencapai 37 persen masih belum ditemukan. " Penderita TBC, yang tidak terdeteksi tersebut menjadi sumber penularan pada orang lain disekitar. Untuk kematian TBC, saat ini berjumlah 98.3 ribu orang, dimana 53 ribu penderita TBC dengan status HIV Positif. Oleh karena itu, Indonesia masih terus berjuang dalam eliminasi TBC," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: