Komisi XI Gandeng BI Dampingi Pelaku UMKM Bengkulu
RBO, BENGKULU - Ditengah perekonomian daerah Provinsi Bengkulu sedang lesu, Bank Indonesia (BI) perwakilan Bengkulu terus berupaya mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk bangkit, tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Mengingat dengan menekuni UMKM dan UKM, masyarakat khususnya kaum millenial akan bisa mandiri, dan tidak melulu memikirkan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Kita dari Komisi XI DPR RI yang bermitra dengan BI, melakukan pendampingan kepada masyarakat yang menekuni UMKM dan UKM di Bengkulu. Sehingga secara personal masyarakat memiliki kesiapan dan semangat untuk bisa mandiri," ungkap Anggota Komisi XI DPR RI, Susi Marleny Bachsin, SE, MM dalam Sosialisasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), dengan tema peran Bank Indonesia dalam berdayaan UMKM di Provinsi Bengkulu, yang diikuti pelaku UMKM dan UKM mayoritas generasi millenial di Bengkulu, kemarin (7/3).
Menurut politisi Gerindra ini, dengan masyarakat khususnya generasi muda menekuni UMKM dan UKM, juga akan membantu pertumbuhan ekonomi, tidak saja secara kedaerahan, juga sumbangsih untuk nasional. Apalagi ditengah kebijakan pemerintah secara nasional mencabut subsidi BBM, listrik dan BPJS.
Oleh karena itu, anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Provinsi Bengkulu ini meminta, keseriusan pihak BI agar tidak henti-hentinya melakukan pendampingan berupa pemberian pelatihan, sekaligus mendorong agar pelaku UMKM dan UKM mendapatkan modal, untuk pengembangan usaha yang ditekuni masing-masing.
"Dengan pihak BI memberikan pelatihan dasar hingga ke tingkat lanjutan kepada pelaku usaha di Bengkulu, maka dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal lagi di bidangnya, dan hasil produknya bisa berdaya saing. Tidak saja di tingkat daerah, tapi sampai ke tingkat nasional," harap Susi yang sebelumnya akrab disapa masyarakat sebagai Ibu hand tracktor Bengkulu ini.
Senada dengan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Joni Marsius menjelaskan, dalam memberdayakan UMKM dan UKM di Provinsi Bengkulu sejauh ini, pihaknya pernah membantu mensertifikathalalkan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekitar 30-an produk UMKM. Lalu, memberikan pelatihan dan membawa ahli dalam pemasaran produk via penjualan online, seperti untuk produk jeruk kalamansi. Termasuk juga membantu pelaku usaha kain batik besurek dalam hal teknik, desain, warna dan pemasarannya. Bahkan dari pendampingan yang telah dilakukan itu, ada dari pelaku yang mendapatkan penghargaan dari BPOM. "Peranan kita tidak sebatas itu saja dan tahun ini juga kita mendorong serta mendampingi pelaku usaha makanan dalam mendapatkan label BPOM. Dengan harapan produk yang dijualnya ke pasaran tidak sampai bermasalah dari aspek hukum. Apalagi produk yang dijualnya nanti tiga bulan belum bermasalah, tapi enam bulan kedepan sampai setahun ditemukan, makanya kita akan dampingi untuk dapatkan legalitasnya," terang pria yang akrab di sapa Mister Brambang ini.
Selain itu untuk permodalan, Joni menambahkan, pihaknya memberikan kehati-hatian. Karena masalah permodalan itu ibarat pupuk dalam tanaman. Jika pas diberikan, akan membuat tanaman subur dan menghasilkan. Tapi apabila pupuknya terlalu banyak, bisa membuat mati tanaman.
Artinya, harus mempertimbangkan produk dengan prospeknya. "Soal permodalan, kita minta pelaku usaha hati-hati dalam memilih perbankan. Jika tidak pas mengambil modal perbankannya, itu bukan menambah maju, malah membuat mati nantinya," tutupnya.(idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: