Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (3) - Ditimpa Musibah yang Besar
Ditimpa Musibah yang Besar
Suku Rejang merupakan salah satu suku yang mendiami Provinsi Bengkulu. Suku ini sudah lama ada dan menetap di daerah ini. Untuk mengetahui sejarahnya, baca saja tulisan bagian ketiga dari 25 bagian yang akan diturunkan secara bersambung ini.
AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu
RADARBENGKULUONLINE.COM - Bang Mego atau Marga Tuan Biku Sepanjang Djiwo bernama Bang Mego atau Marga Toebeuij atau Toebai.
Mereka berkedudukan di Dusun Pelabai. Kemudian di Dusun Koetai Belau Sateun (Marga Soekkoe IX sekarang).
Untuk Bang Mego atau Marga Toean Biku Bembo , bernama Djoerukalang berkedudukan di Sukanegeri (Marga Bermani Jurukalang sekarang).
Kemudian Bang Mego Biku Bedjenggo bernama Seloepoe-ea atau Seloepoe berkedudukan di Batu Lebar (Marga Seloepoe Rejang).
Serta yang terakhir Bang Mego Toean Biku Bermano bernama Bermani berkedudukan di Kota Roekam (Marga Bermani Jurukalang sekarang).
Asal usul pemberian nama Bang Mego atau Marga di dalam wilayah Suku Rejang ini bukan asal buat saja. Tetapi ada sejarahnya waktu dulu.
Menurut cerita, pada suatu hari datanglah musim duka dalam wilayah Kerajaan Rejang Empat Petulai (Dalam pemerintahan Tuan Biku Sepanjang Djiwo, Tuan Biku Bermano, Tuan Biku Bedjenggo, Tuan Biku Bembo).
Pada masa itu, rakyat banyak yang sakit dan meninggal, padi, ternak tiada yang menjadi. Sudah berbagai usaha dan upaya yang dilakukan, namun semua sia-sia.
Maka keempat raja dari Rejang Empat Petulai itu melakukan musyawarah dan mufakat bersama. Dalam musyawarah itu mereka sepakat untuk mendatangkan ahli nujum untuk melihat dan meramalkan apa yang menyebabkan wilayahnya itu ditimpa musibah yang begitu besar.
Setelah ahli nujum mendatangi desa setempat, dia berkesimpulan bahwa yang menyebabkan datangnya marabahaya dikerjaan ini adalah seekor siamang putih.
Siamang putih ini tinggal di atas sebatang pohon benuang sakti. Apabila Siamang putih itu berbunyi menghadap ke arah tertentu, maka negeri itu akan dapat bahagian marabahaya.
Seperti yang diderita oleh warga di kerajaan tersebut.
Mendengar penjelasan ahli nujum tersebut, maka raja di kerajaan ini melakukan mufakat. Dalam pemufakatan, mereka itu sepakat untuk mencari batang benuang sakti itu yang merupakan tempat tinggalnya Siamang putih itu segera.
Mereka ingin menebang pohon itu secepatnya agar kerajaan itu aman.
Akhirnya mereka berpencar mencarinya bersama-sama. Ada yang menuju arah ke timur, ada yang arah barat, ada arah selatan dan ada yang arah ke utara.
Tujuannya, adalah agar cepat ditemukan pohon tersebut. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://radarbengkulu.disway.id /menyingkap tambo suku rejang di provinsi bengkulu (3)