Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (14) - Marga Tubai Dibagi jadi Dua

Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (14) - Marga Tubai Dibagi jadi Dua

Air Terjun Palak Siring, Kemumu, Bengkulu Utara ini termasuk dalam wilayah Suku Rejang juga-Azmaliar Zaros-radarbengkulu.disway.id

Marga Tubai Dibagi jadi Dua

 

 

SUKU Rejang merupakan salah satu nama suku yang mendiami Provinsi Bengkulu. Suku ini sudah mempunyai budaya tinggi. Mereka sudah mempunyai huruf sendiri. Untuk mengetahui suku tersebut, silakan baca liputannya yang ke 14 dari 25 tulisan yang akan diturunkan secara bersambung .

 

 

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

 

 

Kemudian Marga Tubai dibagi menjadi dua. Yaitu Bagian Tuan Setio Moeara Depati dinamai Suku VIII dan bagian Tuan Rajo dinamakan Suku IX. 

Semasa Tuan Rajo menjadi raja di Bandar Agung, maka diadakan kerapatan besar.Tuan Raja ini memiliki putra 9 orang dan 3 orang putri

 

 

Yaitu Demoeng Alsi jadi ketua Dusun Tunggang Lebong,

Demoeng Samir (raib di Air Oeun dekat Limau Lebong),

Demoeng Pengawet jadi Ketua Moera Rupit onderafdeling Rawas Palembang,

Demoeng Gagas, Ramboet Sekilan jadi ketua Ipuh onderafdeling Moekoemoeko Bengkulu,

Bagindo Lebong Tinggi tidak diketahui,

Bagindo Bujang Gentar Alam mati dibunuh oleh Baginda Soekar Singgah Marga Selupu Lama Bengkulu,

Moening Gadoeak jadi Ketua di Marga Bintunan Lais,

Dayang Ketupang bersuami dengan Sunan Palembang,

Dayang Djemain bersuami dengan Baginda Soekar Singgah (Selupu Lama Bengkulu 

Dayang Resije bersuami dengan Ketua Dusun Gunung Selan Marga Lais.

 

Kemudian Tuan Raja wafat di Bandar Agung. Beliau dikuburkan dekat Kantor Mijnbouw Maabschappij (M.M) Rejang Lebong sekarang.

Yaitu perusahaan tambang emas yang beroperasi di Lebong hingga tahun 1942. Kuburan itu dinamakan Keramat Lebong. Tuan Ki Karang Nio raib di Ulu Deus tempat beliau itu raib disebut Keramat Ulu Deus, dekat Dusun Tunggang.

Sebelum Marga Tubai terbagi dua, yang menjadi raja di Marga Tubai waktu itu ada 4 raja. Yaitu Tuan Biku Sepanjang Djiwo di Pelabai, Tuan Soeloetan Rajo Megat di Pelabai, Tuan Rajo Mawang di Kota Baroe Saten dan Tuan Ki Karang Nio (Kota Baroe Saten yang menjadi Kerajaan Keramat Ulu Deus, dekat Tunggang).

 

Benda pusaka yang ada sekarang dalam Marga Suku IX Muara Aman ada 7 jenis. Yaitu Menteko tiga puluh, pedang di Dusun Lebong Donok, Keris tiga bilah di Lebong Donok, Tumpuk Igis di Desa Tunggang, Baju Tuan Ki Karang Nio di Dusun Tunggang, Kendi, senapang di Dusun Sekandau.

 

Adapun nama-nama pasirah dalam Marga Suku IX dihitung dari pembagian. Marga Tubai menjadi Suku VIII dan IX.

Yang jadi pasirah itu antara lain Tuan Rajo alaias Tuan Ki Pandan berkedudukan di Bandar Agung

Tuan Ki Rejo berkedudukan di Lebong Lekat

Tuan Rio Gebak anak Ki Radjo berkedudukan di Lebong Donok,

Tuan Rio Djaja anak Ki Gebak

Tuan Ki Gede anak Rio Djajo di Lebong Donok

Toean Bagindo Rambut Panjang anak Ki Gede, Tuan Lebih anak Bagindo Rambut Panjang yang berkedudukan di Muara Aman.

Kemudian Tuan Diwo Radjo anak Tuan Ki Lebe di Muara Aman

Ridjang adik Dewo Radjo yang berkedudukan di Muara Aman,

Ratoe Ringan anak Rindjan di Muara Aman,

Isoen yang berkedudukan di Muara Aman

Dan waktu pemerintahan Isoen Goebernement Belanda masuk ke Lebong, Tjaka anak Isoen yang berkedudukan di Muara Aman, Ladjim Toeroenan Tuan Bagindo Rambut Panjang di Lebong Donok, Markasim Muara Aman, turunan Tjaka, Zainoel Abidin gelar Raja Pasirah turunan dari Ratu Ringan Pasirah yang sekarang ini.(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: