Sekolah Bernuansa Keagamaan Terapkan Pembelajaran Daring/Luring

Sekolah Bernuansa Keagamaan Terapkan Pembelajaran Daring/Luring

Tamizi: 12 Jam Pelajaran Khsusus untuk Keagamaan Perminggu

RBO, BENGKULU - Dua sekolah negeri yang kini kualitasnya setara dengan sekolah Islam Terpadu (IT) swasta di Kota Bengkulu, yaitu SDN 9 dan SMPN 13 bernuansa keagamaan. Untuk proses belajar mengajar menerapkan pembelajaran dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). "Sekolah bernuansa keagamaan ini, merupakan sekolah yang dirintis oleh Walikota Bengkulu H.Helmi Hasan. Beliau berharap dengan adanya sekolah bernuansa keagamaan ini, para siswa dan siswi yang tidak diterima di sekolah IT swasta, bisa bersekolah di sekolah milik pemerintah. Untuk proses pembelajaran sudah setara dengan sekolah IT swasta lainnya. Tahun perdana penerimaan siswa baru kelas VII sebanyak 172 siswa terdapat 6 Ruang Belajar (Rombel). Sebenarnya, kuota yang diterima hanya 125, tapi karena animo masyarakat tinggi yang mendaftar, jadi kami menambah satu rombel lagi, " kata Kepala SMPN 13 Kota Bengkulu, Tarmizi, M.Pd kepada radarbengkuluonline.com, Jumat (11/9).

Dijelaskannya, berbeda dengan sekolah umum, ada penambahan mata pelajaran khususnya di kelas VII, Al-Quran selama 8 jam pelajaran, hadist 2 jam, bahasa Arab 2 jam. Jadi, 12 jam pelajaran khusus untuk keagamaan. "Untuk proses belajar mengajar masih melalui daring, tidak ada satupun yang tatap muka. Walaupun pembelajaran daring, dewan guru pengajar dan siswa sangat aktif. Bagaimana para ustadz dan ustazah begitu aktif dalam memberikan materi pembelajaran melalui daring," kata Tamizi.

Sedangkan untuk target pihak sekolah dengan adanya penerapan pembelajaran berbasis agama ini, menurutnya, dimasa pandemi Covid-19, belum bisa mencapai target yang diinginkan. Contoh saja, mata pelajaran Al-Quran harusnya belajar tatap muka, sementara kini siswa belajar daring (online). Maka dari itu, pihak sekolah berencana kalau memungkinkan sebulan sekali, siswa datang ke sekolah belajar tatap muka, pada mata pelajaran Al-Quran. "Kalau pembelajaran daring seperti ini, belajar Al-Quran sulit dilakukan. Sebab, guru harus melihat makhraj huruf hijaiyah dan lain-lain," tuturnya.

Disisi lain, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 9 Bernuansa Keagamaan, Rohayati Duad, M.Pd mengatakan, untuk proses pembelajaran ditengah pandemi Covid-19, tetap menerapkan pembelajaran daring dan luring. "Jumlah murid baru angkatan pertama, sekolah bernuansa keagamaan sebanyak 75 orang. Sekolah kita ini, namanya SDN 9 Bernuansa Keagamaan, artinya, yang bersekolah disini bukan hanya muslim saja, namun non muslim juga boleh bersekolah disini. Walaupun, pembelajarannya hampir 99 persen agama Islam," kata Rohayati Daud, kepada radarbengkuluonline.com Jumat (11/9).

Diungkapnya, disamping ada pembelajaran kurikulum dari pemerintah, nantinya juga ada penambahan mata pelajaran seperti Bahasa Arab, Al-Quran Hadist, Tahsin, Tahfiz untuk guru kelas I, yang dikhususkan mengajar murid bernuansa keagamaan. Sebab, mereka ini angkatan pertama yang menerapkan pembelajaran IT tersebut. "Di sekolah kami, ada penambahan guru baru, supaya dapat mencukupi SDM, ada 6 orang guru dan 3 orang staf, terdiri dari tenaga TU , penjaga perpustakaan dan security sekolah," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: