Mitos atau Fakta: Mengikat Tali Sepatu Setelah Lari Bisa Mengancam Nyawa?

Mitos atau Fakta: Mengikat Tali Sepatu Setelah Lari Bisa Mengancam Nyawa?

scotbule sempat membuat heboh dengan pernyataannya dalam video yang menyebutkan bahwa mengikat tali sepatu setelah berlari dapat mengancam nyawa-poto ilustrasi-

radarbengkuluonline.id - Salah satu konten kreator bernama scotbule sempat membuat heboh dengan pernyataannya dalam video yang menyebutkan bahwa mengikat tali sepatu setelah berlari dapat berisiko fatal dan bisa mengancam nyawa. Dalam videonya, ia menekankan pentingnya posisi tubuh saat melakukan aktivitas ini.

"Kita mau ikat tali sepatu setelah atau pas lagi lari, jangan sampai posisi kepala di bawah posisi jantung," ungkap scotbule. 

BACA JUGA: Xenia dan Avanza Masuk Daftar Mobil dan Motor yang Berpotensi Tidak Bisa Isi Pertalite, Cek Yuk

BACA JUGA:Menepuk Kepala Jamur Sebelum Dipetik? Ternyata Ada Manfaatnya, Ini Penjelasannya

Menurutnya, saat berlari atau berolahraga, jantung memompa darah lebih cepat.

Jika posisi kepala lebih rendah dari jantung, darah bisa mengalir dengan cepat ke otak, yang dapat berakibat fatal.

Namun, pendapat ini mendapatkan tanggapan dari Dr. Bobby Jantung, seorang ahli yang menjelaskan fakta sebenarnya. 

BACA JUGA:Begini Cara Jasa Raharja Optimalkan Pendapatan Pajak kendaraan Bermotor

BACA JUGA:2 Pasang Calon Gubernur Bengkulu 'Berebut' Mendapatkan Dukungan Suara dari 1.503.923 DPT

Dalam video terpisah, ia menyatakan bahwa saran untuk menjaga posisi tubuh saat mengikat tali sepatu cukup baik untuk kenyamanan, namun klaim bahwa hal tersebut dapat menyebabkan kematian adalah tidak benar.

"Tubuh kita memiliki refleks yang disebut baroreceptor refleks," jelas Dr. Bobby. 

Ia menjelaskan bahwa reseptor ini terletak di arteri karotis dan aorta, berfungsi untuk mendeteksi perubahan tekanan darah saat tubuh berada dalam berbagai posisi. 

Jika ada penurunan tekanan darah ke otak, baroreceptor akan mengirimkan sinyal ke otak untuk meningkatkan kerja jantung, sehingga tekanan darah kembali normal dan oksigen dapat terpenuhi.

Dr. Bobby juga menekankan bahwa kematian mendadak saat berolahraga biasanya disebabkan oleh penyakit jantung yang tidak terdiagnosis sebelumnya, seperti penyakit jantung koroner atau gangguan irama jantung yang dipicu oleh aktivitas berat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: