Gub Penuhi Tuntutan Nakes dan Karyawan RSUD M. YUNUS
RBO, BENGKULU - Aksi demo para Tenaga Kesehatan (Nakes) serta karyawan/ ti RSUD M Yunus (RSMY) Bengkulu tampaknya berhasil. Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah, berjanji memenuhi apa yang menjadi tuntutan para karyawan yang melakukan aksi Senin (8/2) pagi tersebut.
Ditemui wartawan usai melakukan pertemuan dengan perwakilan karyawan RSMY, Gubernur Rohidin menjelaskan jika remunerasi karyawan/ti RSMY segera dibayar pekan ini. "Remunerasi segera kita bayarkan. Dari pendapatan BPJS yang sudah masuk dan kemudian saldo dari rumah sakit. Artinya tentu sesuai dengan uang yang tersedia. Bisa jadi belum lunas sampai bulan Januari," ungkap Gubernur Rohidin, kemarin.
Dikatakan Rohidin, memang ada beberapa kendala yang menyebabkan belum dibayarkannya remunerasi karyawan/ti RSMY tersebut. Yakni pendapatan BPJS yang belum masuk dan menurunnya pendapatan RSMY yang mencapai 50 persen sejak masa pandemi covid-19 ini. "Persoalan mendasar, karena masa covid ini, selama 4-5 bulan terakhir ini pendapatan rumah sakit ini kan 40-50 persen turun. Sementara selama ini remunerasi itu sumbernya pendapatan rumah sakit. Beda dengan TPP, kalau TPP kan melalui APBD kita," beber Rohidin.
Kedua, lanjut Rohidin, berkaitan dengan insentif tenaga kesehatan (nakes) yang sekarang tinggal menunggu pemindahan rekening. Menurutnya, pada saat pergeseran rekening, waktu dana masuk ke APBD, waktu itu APBD sudah disahkan.
"Dalam minggu ini, pergeseran itu akan selesai. Persetujuan DPRD juga sudah dan tinggal Kemendagri. Memudahan akhir bulan ini akan dibayarkan," jelasnya.
Sementara berkaitan dengan uang lauk pauk, kata Gub, permasalahan ini bukan cuma rumah sakit saja. Akan tetapi semua ASN di lingkungan Pemprov uang lauk pauk belum dibayarkan.
"Maka saya minta, dalam bulan ini juga sudah dengan BPKAD, untuk semua dibayarkan sesuai dengan anggaran yang ada," tegasnya.
Diakhir penjelasannya, Rohidin menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh dengan kinerja dan sistem remunerasi di jajaran rumah sakit dengan membentuk tim. Pertama, bentuk tim terpadu untuk remunerasi, agar ada rasa keadilan dari masing-masing bagian, masing-masing strata jabatan.
"Tadi saya minta biro ortala dengan asisten III untuk membentuk tim sistem remunerasi di rumah sakit. Itu nanti akan menjadi ketetapan gubernur," jelasnya. Kedua tim evaluasi, nanti dari badan pengawas, dari inspektorat dan minta pendampingan dari BPKP melakukan evaluasi kinerja mulai dari manajemen sampai ke staf karyawan di rumah sakit.
"Maka nanti menjadi pedoman saya untuk memperbaikinya," tutupnya. Sebelumnya, diketahui puluhan Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas di Rumah Sakit M. Yunus (RSMY) Bengkulu demo soal insentif Covid-19 yang belum dicairkan saat Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyag meresmikan laboratorium PCR disana.
Mereka menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Direktur RSMY dan jajaran Direksi RSMY Bengkulu perihal kesejahteraan karyawan. "Kita hari ini yang tergabung dari perawat, bidan, dokter serta tenaga kesehatan lainnya dan karyawan lainnya menyampaikan aspirasi karena menuntut hak kami yang belum dibayarkan sejak beberapa bulan lalu," kata Korlap aksi Saleh.
Saleh mengatakan, ada 8 tuntutan yang disampaikan hari ini, pertama jasa remunerasi terhitung November 2020 sampai Februari 2021. Lalu pembayaran jasa dilakukan setiap bulan secara teratur.
"Kita juga meminta segera bayarkan uang lauk pauk (ULP) November-Desember 2020 yang belum dibayar," ungkapnya.
Selain itu, kata Saleh, pihaknya juga meminta transparansi pengelolaan dana BLUD dan meminta evaluasi menyeluruh manajemen RSMY.
"Kita juga tidak mau selalu dijadikan kambing hitam atas tidak dibayarkannya klaim BPJS," ujarnya.
Ia menegaskan, yang paling penting segera cairkan jasa Covid-19 Kemenkes. Serta butuh kepastian TPP.(idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: