Berapa Gajah dan Harimau yang Tersisa di Bengkulu?

Berapa Gajah dan Harimau yang Tersisa di Bengkulu?

RBO, BENGKULU - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Ir. Donal Hutasoi, M.E, melalui Dokter Hewan BKSDA, drh Erni Suyanti Musabine mengatakan, terkait berapa jumlah gajah dan harimau di Provinsi Bengkulu yang tersisa saat ini, tidak ada angka pastinya. Sebab, pihaknya juga tidak bisa keluarkan angka untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena memang belum ada pencarian tentang perhitungan populasi hewan tersebut.

"Jadi begini, selama ini BKSDA Bengkulu itukan, salah satu tupoksinya untuk konservasi jenis, dalam hal ini, konservasi tumbuhan dan satwa liar. Satwa liar, ada yang di dalam kawasan konservasi dibawah pengelolaan kami, dan juga ada diluar kawasan konservasi, maupun di hutan. Kalau dibawah diluar konservasi, dari tahun 2018 sudah mulai fokus untuk melakukan survei dan monitoring," ujar drh Erni Suyanti Musabine kepada radarbengkuluonline.com, Rabu (10/2).

Seperti yang diketahui, lanjutnya, tutupan hutan atau kawasan hutan yang ada di Provinsi Bengkulu, yang tertulis luas wilayah memang tidak seluruhnya dalam kondisi berupa hutan, dengan tutupan hutan-hutan yang bagus. Namun, juga ada aktivitas manusia di dalamnya baik itu, legal (berizin), ataupun ilegal (tidak berizin). Dari hasil monitoring tersebut, pihaknya juga menemukan aktivitas manusia di dalam area itu ada tanda-tanda keberadaan satwa liar, itu masuk spesies prioritas nasional, dari gajah, harimau dan lain-lain.

"Kalau di Bengkulu, kami belum tahu pasti berapa jumlah hewan gajah, maupun harimau. Tetapi persebarannya kami sudah tahu, dimana, dikawasan hutan mana saja. Kenapa populasinya belum tahu? Karena pada saat ini kami sedang melakukan, pendataan dengan anilisis DNA, sebab, dari situlah akan diketahui perindividu hewan tersebut, estimasinya secara genetik," terangnya.

Untuk penyebaran gajah di Bengkulu, di lenskep Seblat berdasarkan temuan dan informasi yang ditindaklanjuti dengan monitoring, itu tersebar mulai dari hutan produksi terbatas Lebong Kandis, Air Rami, Air Ipuh, Air Keramang, dan di ladang-ladang disekitaran kawasan pemukiman warga transmigrasi, desa gajah makmur.

"Sedangkan untuk harimau tersebar luas, dalam artian seluruh kawasan dan di luar kawasan daerah perbatasan dengan hutan, baik dari Kabupaten Mukomuko sampai Kaur. Harimau juga hewan yang menghindari aktivitas manusia, jadi lebih bisa beradaptasi tinggal dimana saja, di perkebunan sawit, ladang masyarakat, pemukiman warga, makanya temuan jejak harimau memang sering terjadi. Namun untuk lebih rinci kami tidak bisa informasikan, kalau diinformasikan akan jadi informasi bagi pemburu," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: