BPNB Sumatera Barat Melirik Tradisi Masyarakat Desa Talang Buai

BPNB Sumatera Barat Melirik Tradisi Masyarakat Desa Talang Buai

RBO >>>  SELAGAN RAYA >>>  Balai Penelitian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat (Sumbar) melirik potensi budaya dan tradisi masyarakat Desa Talang Buai, Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko. Rombongan BPNB Sumatera Barat turun langsung ke Desa Talang Buai pada Kamis,(18/3) kemarin. Mereka mengunjungi tokoh adat dan tokoh masyarakat Desa Talang Buai untuk menggali potensi budaya dan adat yang ada di Desa Talang Buai. Tradisi yang dilirik BPNB yaitu, kegiatan Doa Tolak Bala, Doa Jemput Semangat Padi, Doa Kenduri, Produk Lokal dan potensi Rumah Panggung sebagai cagar budaya milik Desa Talang Buai.

Ketua Tim Penelitian BPNB Sumatera Barat, Rois Leonard Arios, S.Sos, M.Si mengatakan, mereka sengaja mengunjungi Kabupaten Mukomuko untuk melakukan kajian atau penelitian tentang Kaum di wilayah Kabupaten Mukomuko. Di samping itu mereka mendapat informasi bahwa di Desa Talang Buai, ada banyak potensi budaya dan tradisi yang cukup menarik dan baik untuk dikembangkan. "Kita sudah menanyakan langsung dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat Desa Talang Buai, bahwa tradisi Doa Tolak Bala, Doa Jemput Semangat Padi dan Doa Kenduri yang dilakukan sejak nenek moyang terdahulu hingga saat ini masih bertahan," ucap Rois kepada radarbengkuluonline.com kemarin.

Dijelaskan Rois, sesuai dengan wacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Dirjen Kebudayaan, ke depan ada program Desa Kemajuan Kebudayaan. Yaitu desa yang memiliki potensi 10 objek kebudayaan. Mulai dari istilah Bahasa, Adat Istiadat, Permainan Tradisional, Cagar Budaya dan Olahraga Tradisional. Desa yang memiliki potensi ini dan masyarakatnya berkeinginan untuk melestarikan bisa difasilitasi BPNB Sumatera Barat.

"Persoalnnya sekarang, kita belum bisa menjanjikan kepastian program tersebut. Karena program ini belum berjalan dan baru tahap konsep. Kita harap masyarakat Desa Talang Buai bisa mempertahankan tradisi dan adat istiadat yang ada," demikian jelasnya.

Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Desa Talang Buai, Bizardi mengatakan, pihaknya menyambut baik kedatangan rombongan BPNB Sumatera Barat. Pihaknya juga berharap budaya dan tradisi adat istiadat yang dimiliki Desa Talang Buai ini bisa diangkat dan dikembangkan. Dia menjelaskan, semua budaya dan tradisi yang baik dilakukan sejak nenek moyang terdahulu hingga saat ini masih dilestarikan. "Mereka BPNB datang untuk berdialog tentang budaya dan tradisi kita masyarakat Talang Buai. Seperti Doa Tolak Bala, Doa Kenduri, Doa Jemput Semangat Padi masih tetap kita lestarikan sampai sekarang," ucap Bizardi.

Untuk diketahui, kegiatan Doa Tolak Bala dilaksanakan masyarakat Desa Talang Buai setiap tahun. Dimana waktu pelaksanaannya setelah lebaran Idul Fitri. Kemudian lokasinya dilaksanakan disetiap dusun. Selanjutnya kegiatan Doa Jemput Semangat Padi dilaksanakan oleh masyarakat Desa Talang Buai sehabis musim tanam. Waktu pelaksanaan biasanya pada saat usia padi lebih kurang 1 bulan. Ritual Doa Jemput Semangat Padi ini diikuti seluruh masyarakat yang mengolah lahan persawahan. Dimana lokasi pelaksanaannya dilakukan di masjid. Dalam pelaksanaanya setiap warga yang ikut mengolah sawah diminta mengantarkan obat padi tradisonal ke masjid untuk didoakan oleh orang sarak, adat dan para kepala kaum secara bersama. Selanjutnya obat padi tradisional yang terdiri daun-daun tertentu tersebut kembali dijemput warga dan langsung disiram ke tanaman padi.

Kemudian Doa Kenduri juga dilaksanakan masyarakat Desa Talang Buai setiap selesai panen padi. Dimana pelaksanaan Doa Kenduri ini digerakkan oleh masing-masing kaum. Bisa dilaksanakan serentak dan bisa juga tidak tergantung dengan masing-masing Kepala Kaum. Dalam kegiatan Doa Kenduri, anggota kaum pihak perempuan yang sudah berumah tangga diminta membawa nasi bersama gulai dan makanan ke Surau atau Musala milik masing-masing kaum. Dalam kegiatan itu seluruh anggota kaum, baik yang perempuan maupun yang laki-laki datang ke Surau untuk melaksanakan doa bersama. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Tentu kegiatan tersebut secara tidak langsung juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahim sesama anak kaum.(ide)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: