Enam Kandidat Sudah Ambil Formulir Pendaftaran Calon Ketua PWI Bengkulu

Enam Kandidat Sudah Ambil Formulir Pendaftaran  Calon Ketua PWI Bengkulu

RBO >>>  BENGKULU >>>  Jelang Konferprov PWI Bengkulu yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Juni tahun 2021 ini, sebanyak enam orang jurnalis yang tergabung dalam keanggotaan PWI Provinsi Bengkulu telah mengambil formulir pendaftaran di Balai Wartawan Rabu (16/6) siang. Mereka mengaku sudah siap dan sudah penuhi syarat yang ditetapkan panitia.

Ketua Panitia Pendaftaran Calon Ketua PWI Provinsi Bengkulu, Patris Muwardi SE, mengatakan hingga hari keempat pendaftaran Calon Ketua PWI, sudah ada sebanyak enam orang kandidat Balon yang datang mengambil formulir. Ada Hasan Basri dari TVRI Bengkulu, Rahmad Ramadan, Bos Media Rakjat.Com, Alwin Feraro dari Bengkulu News. Com, Eriyanto, perwakilan dari PWI Mukomuko,Yuliardi Hardjo Putro dari Liputan 6. Com, kemudian ada wartawan senior Benny Bernardie dari Suara Melayu. Com. “Pengambilan formulir dan pendaftaran masih bisa dilakukan hingga tanggal 25 Juni. Sedangkan tanggal 26 Juni kita pelaksanaan Konferprov di Mercure Hotel,'' ujar Patris sat dihubungi radarbengkuluonline.com tadi siang.

Sesuai ketentuan PD PRT PWI, lanjutnya, dimana aturan baru, kandidat Calon Ketua PWI Provinsi wajib minimal mengantongi syarat dukungan pemilik suara 20 persen. Pemilik suara ini, adalah anggota PWI yang sudah mengantongi KTA Biasa.

''Kita ada sebanyak 147 pemilik KTA biasa yang masih aktif, dan lebih kurang 50 wartawan yang sudah UKW Utama. Nanti saat pengembalian berkas pendaftaran, Balon Ketua PWI Bengkulu wajib melampirkan surat pernyataan dukungan dan dilengkapi fotocopy KTA Biasa. Artinya, nanti memang dukungan berasal dari pemilik suara. Dukungan tidak boleh ganda. Nanti akan diverifikasi oleh panitia,” pungkas  Redaktur Pelaksana Harian Rakyat Bengkulu.

Sementara itu, salah seorang jurnalis senior Bengkulu, Yuliardi Hardjo Putro M.Si atau akrab dipanggil Didi Yoyong yang datang mengambil formulir pendaftaran sebagai Calon Ketua PWI Provinsi Bengkulu Rabu (16/6) mengatakan bahwa dia siap untuk maju dan mengklaim sudah mengantongi syarat dukungan 20 persen suara dari anggota biasa PWI Bengkulu dari kalangan jurnalis muda. “Hari ini, berdasarkan aspirasi kawan-kawan aliansi jurnalis muda Bengkulu, saya mengambil formulir pendaftaran Calon Ketua PWI Provinsi Bengkulu. Untuk persyaratan maju sebagai calon ketua, In sya Allah sudah terpenuhi. Saya terdaftar sebagai anggota biasa sejak tahun 2009. Saya sudah menjadi pengurus PWI Provinsi Bengkulu selama empat periode kepemimpinan. Yaitu, sejak zaman Riuslan Paguci, Sukatno hingga Bang Zacky Anthoni. Dimana Bang Riuslan dulu sempat dua periode menjadi Ketua PWI Bengkulu,” ungkap Didi Yoyong, Rabu (16/6).

Kemudian syarat lainnya, lanjutnya, seperti pendidikan, alumni magister komunikasi industri media serta menjadi tenaga pengajar dosen di Kampus Universitas Dehasen ini juga telah mendapat dukungan 20 persen dari jumlah pemilik suara yang ada. “Syarat 20 persen dukungan itu sudah siap. Sebab kawan-kawan jurnalis muda yang mendorong agar saya ikut bertarung dalam bursa Ketua PWI Provinsi Bengkulu ke depan. In sya Allah, dengan Bismillah kita akan berjuang bersama-sama. Untuk pengembalian berkas syarat pendaftaran sendiri, secepatnya akan kita sampaikan pada panitia,” tegas jurnalis senior yang masih tercatat sebagai kontributor media nasional di Bengkulu, Liputan 6. Com tersebut.

Adapun visi misinya jika terpilih menjadi Ketua PWI Bengkulu kedepan, Didi Yoyong melihat kondisi saat ini, posisi jurnalis di Bengkulu masih berada di bawah pemerintah. Kemudian PWI sendiri sebagai sebuah organisasi, lembaga yang dibentuk oleh negara menurut Didi semestinya bisa lebih objektif dan independen asal dengan syarat bisa memainkan peran-peran jurnalis seperti yang dilakukan oleh kawan-kawan di beberapa organisasi yang sama.

“Artinya, PWI harus menambah kapasitas jurnalis, meningkatkan kapasitas jurnalis. Dan harus ada sekat juga antara jurnalis yang benar-benar wartawan dengan yang tidak profesional. Pembuktian profesional itu ada banyak regulasi yang dibuat pemerintah, seperti sertifikasi lewat uji kompetensi wartawan. Poin pentingnya saya mempunyai misi ingin membuat kembali buku putih wartawan Bengkulu. Buku putih itu nanti akan kita sebar ke seluruh stake holder. Artinya, dimana nanti yang benar-benar wartawan dengan yang abal-abal itu ada teregister di PWI dan seluruh stake holder harus memiliki data itu. Kita sebar nanti data-data wartawan aktif yang dilapangan dan berkompeten. Terus skema-skema kompetensi juga perlu kita ubah. Karena, bukan hanya sertifikasi lewat dewan pers, kita di daerah akan membuat regulasi juga. Artinya, ketika mereka lolos di dewan pers, belum tentu lolos disini. Artinya, saya melihat masih banyak celah. Apalagi kita lihat ada permainan disana sini dalam mendapatkan rekomendasi sertifikasi wartawan,” pungkas Didi. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: