Bukan Hoaxs, Jenazah Dibawa Pakai Motor, Ketua DPRD Pertanyakan Rasa Kemanusiaan

Bukan Hoaxs, Jenazah Dibawa Pakai Motor, Ketua DPRD Pertanyakan Rasa Kemanusiaan

RBO >>>  MUKOMUKO >>>  Hari ini warga Mukomuko heboh dengan sebuah video beberapa warga mengangkat jenazah lalu dibawa ke sebuah sepeda motor. Peristiwa itu direkam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat pada Selasa (3/8) dini hari, sekira pukul 02.00 WIB.

Jenazah tersebut bernama Ompilawati (38), warga Desa Dusun Baru Pelokan, Kecamatan XIV Koto. Jenazah merupakan pasien RSUD Mukomuko yang diduga terpapar Covid-19. Yang mengangkat jenazah dan membawanya pulang menggunakan  sepeda motor adalah keluarga jenazah.

Lalu video itu tersebar dengan cepat dan viral. Ragam komentar pun muncul dari warga. Hal ini kemudian diketahui oleh Ketua DPRD Mukomuko, M. Ali Saftaini, SE dan Kapolres Mukomuko. Keduanya langsung berkunjung ke RSUD Mukomuko pada Selasa siang.

Pimpinan legislatif dan Kapolres ingin meminta keterangan langsung dari manajemen RSUD Mukomuko mengenai kejadian ini. Di Rumah Sakit keduanya menemui Direktur RSUD Mukomuko, dr. Syafriadi, Sp.PD. Ketua DPRD dan Kapolres juga meninjau tempat kejadian video itu diambil.

Ia mengaku kecewa dengan pihak RSUD Mukomuko. Ia juga mempertanyakan rasa kemanusiaan, sehingga peristiwa semacam ini bisa terjadi di daerah ini. Menurutnya, ini bukti pelayanan di RSUD Mukomuko masih buruk dan harus diperbaiki.

Kata Ali, ada ketidaksiapan petugas RSUD Mukomuko mengatasi permasalahan ini. Sehingga berujung pada kekecewaan keluarga dan keluarga nekat membawa pulang jenazah menggunakan sepeda motor."Ternyata peristiwa ini benar terjadi di daerah kita. Jenazah dibawa menggunakan sepeda motor. Kami dari lembaga DPRD Mukomuko sangat kecewa. Karena, tidak ada unsur kemanusiaan dalam penanganan jenazah tersebut," ungkap Ali kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Dikatakan Politikus Golkar ini, pada awalnya memang keluarga almarhumah tidak setuju pemulasaraan jenazah dilakukan secara protokol covid. Tapi, setelah diberi pengertian oleh petugas RSUD, keluarga almarhumah menyetujui.

Setelah keluarga setuju, tapi tidak disambut dengan kesiapan pihak RSUD. Petugas yang mengurusi jenazah tidak di tempat. Terlalu lama menunggu, kekecewaan keluarga kembali muncul. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa jenazah sendiri dengan sepeda motor, mengabaikan protokol kesehatan. "Karena ketidaksiapan petugas di RSUD, dan Satgas kecolongan. Keluarga almarhumah membawa jenazah menggunakan sepeda motor," bebernya.

Menurut Ali, penanganan di RSUD masih sangat lemah dan kurangnya kesigapan petugas. "Ini menjadi catatan sangat penting bagi pemerintah daerah. Harus siap 24 jam. Jangan sampai peristiwa seperti ini kembali terulang," pungkasnya.

 Mis Komunikasi

Terpisah, Direktur RSUD Mukomuko, dr. Syafriadi, Sp.PD tidak menampik kejadian tersebut. Ia membenarkan ada warga yang membawa pulang jenazah keluarganya menggunakan sepeda motor. Versi Syafriadi, kejadian itu hanya mis komunikasi antara petugas RSUD dan pihak keluarga. Jenazah memang sempat akan dilakukan pemulasaraan standar Covid-19. Karena yang bersangkutan, berdasarkan pemeriksaan rapid Antigen dinyatakan positif.

Dikatakan Direktur, mulanya keluarga sudah setuju jenazah dimakamkan standar Covid. Akan tetapi, petugas yang mengurusi jenazah tidak standby. Karena, kejadian malam hari. Jadi, petugas harus dihubungi dulu. "Setelah saya klarifikasi dengan petugas-petugas, menurut penilaian saya, pihak keluarga tidak sabar. Kita akui petugas yang mengurus jenazah tidak standby. Harus dihubungi dulu," ungkapnya.

Ia menegaskan, RSUD sangat siap memberikan pelayanan berupa ambulance bagi pasien yang meninggal di RSUD Mukomuko. Mobil Ambulance standby 24 jam. Untuk pemulasaraan pasien Covid juga tidak ada kendala. Peti dan perlengkapan dibutuhkan semua tersedia."Tidak benar jika ada yang mengatakan RSUD enggan memfasilitasi ambulance. Menurut saya, kejadian ini karena ada mis komunikasi," tegas Syafriadi.

 Warga Sempat Ingin Demo

Kejadian ini mengundang kekecewaan dari warga Desa Pelokan, khususnya pihak keluarga. Bahkan informasinya, warga sempat ingin mendemo RSUD Mukomuko gara-gara kejadian tersebut.

Data terhimpun, kejadian itu menimpa keluarga seorang buruh tani yang berprofesi sebagai tukang dodos atau pemanen sawit bernama Soni Efendi (42). Yang meninggal istri Soni bernama Ompilawati (38).

Ketika dihubungi, Soni bersama keluarga lainnya Indra Taufik (54) menjelaskan kronologis jenazah Ompilawati dibawa menggunakan sepeda motor. Menurut Taufik, almarhumah belakangan ini memang mengidap penyakit gula. Sehingga mengharuskannya bolak balik masuk Rumah Sakit.

Senin (2/8) siang, sekitar pukul 14.00 WIB Ompilawati kembali masuk RSUD karena kambuh. Sempat dilakukan perawatan. Namun sayang istri Soni menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Pada saat pengurusan jenazah, lanjut Taufik, pihak RSUD mengatakan jenazah positif Covid-19, sehingga pemulasaraan jenazah harus mengikuti standar penanganan jenazah Covid. Hal itu tidak dapat diterima pihak keluarga.

Menurut keterangan Taufik, kalau keluarga tidak mau jenazah diurus dengan standar pemulasaraan Covid-19, RSUD tidak menyediakan mobil ambulance. Sehingga keluarga membawa pulang jenazah menggunakan sepeda motor. "Memang waktu Ompilawati masuk Rumah Sakit Senin siang itu sempat diperiksa rapid tes. Katanya positif. Tapi keluarga tidak percaya almarhum kena Corona. Semasa hidupnya, belakangan ini, almarhum jarang keluar rumah. Dia cuma ibu rumah tangga. Sekitar rumahnya tidak ada pula yang kena Covid. Intinya keluarga tidak mau pemakaman jenazah pakai standar Covid," beber Taufik yang disampingnya ada suami almarhum.

Lanjut Indra Taufik, pihak keluarga sangat kecewa dengan pelayanan RSUD Mukomuko. Bahkan sempat mengundang emosi warga lain dan berencana ingin mendemo. Tapi niat itu diurungkan karena masih sibuk mengurus jenazah. "Kami ini, keluarga Soni ini cuma rakyat biasa. Janganlah diperlakukan seperti itu. Seharusnya dibantu lebih. Terus terang sempat warga mau demo," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, "Alhamdulillah, almarhum sudah dimakamkan dengan layak di Tempat Pemakaman Umum desa kami,"  (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: