Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan   (1)

Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan   (1)

 radarbengkuluonline.com - KOTA Bengkulu sebagai ibukota Provinsi Bengkulu banyak sekali  nama jalannya . Pembaca sudah tahu lah itu. Ada jalan yang bersangkutan dengan nama burung, nama buah, nama sungai, nama pulau, nama bunga, nama pohon, bahkan nama orang. Soal nama orang ini,  juga banyak. Bahkan, ada juga nama orang Bengkulu yang tersangkut di nama jalan itu. Ini harus diketahui orang warga Bengkulu. Termasuk pelajar, mahasiswa, guru,dosen. Bila perlu, guru, kepala sekolah, dosen, rektor menyebarkan informasi ini ke grup WA mereka masing-masing agar semuanya tahu. Siapa saja namanya ya? Mau tahu! Silakan baca laporan wartawan radarbengkuluonline.com yang sudah lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW)   di bawah ini.

AZMALIAR ZAROS - Kota  Bengkulu

Siti Khadijah, Pahlawan Wanita yang Beruntung

NAMA  jalan di Kota Bengkulu kebanyakan diisi nama kaum pria atau laki-laki. Meskipun nama itu didominasi nama pria, namun ada juga nama dari kalangan kaum wanita. Tapi jumlahnya tak banyak. Masih bisa dihitung dengan sebelah jari. Siapakah wanita yang beruntung itu?

Wanita  beruntung yang namanya tersangkut dan diabadikan jadi nama jalan di Kota Bengkulu adalah Siti Khadijah. Jalan Siti Khadijah itu membujur dari Simpang BI ke arah Benteng Marlborough. Tepatnya  di Kelurahan Pondok Besi, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Sayangkan papan merek nama jalan itu sudah hilang. Sehingga agak sulit bagi pendatang baru untuk mengenali nama jalan tersebut. Tapi untunglah di rumah warga masih ada tulisan nama jalan tersebut. BACA INI DULU: 500-an Joran Siap Melengkung di Lomba Mancing PWI Mukomuko

Siapakah wanita ini? Menurut Mantan Ketua Dewan Harian 45 Bengkulu, (alm) H.Syarif Syafri, Siti Khadijah itu bukannya istri Nabi Muhammad atau nama orangtua Fatmawati, ibu negara RI asal Bengkulu itu. Tetapi itu adalah pejuang wanita Bengkulu. Dia termasuk pahlawan wanita Bengkulu.

’’Siti Khadijah itu adalah pejuang wanita dari Bengkulu. Ia gugur dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan RI dulu,’’ ujar Syarif Syafri saat ditemui radarbengkuluonline.com  di rumahnya di Padang Harapan Bengkulu, sebelum dia wafat dulu. BACA INI JUGA: Guru Dilarang Cuti Selama Nataru di Kota Bengkulu

Siti Khadijah itu, lanjutnya, terbunuh dalam peperangan di Pondok Kubang. Dia meninggal di markasnya  di Pondok Kubang saat lokasi tugasnya dijatuhi bom oleh Belanda sekitar tahun 1940-an.

Waktu itu Belanda menjatuhkan bom 4 buah di daerah Pondok Kubang. 1 bom itu beratnya ada sekitar 500 Kg. Dia mau mengebom Markas Bataliyon 26. Waktu itu ada puluhan pejuang yang luka-luka. Namun yang parah adalah Siti Khadijah ini. Dia sampai meninggal akibat kena bom tersebut. BACA JUGA: Luhut Batal Terapkan PPKM Level 3 di Semua Wilayah saat Nataru

Untuk mengenang perjuangan Siti Khadijah ini, lanjutnya, maka diusulkan namanya dijadikan nama jalan. Oleh pemerintah daerah waktu itu disetujuilah pembuatan nama jalan Siti Khadijah ini. Lokasi yang ditunjuk itu adalah di Pondok Besi itu. ‘’Saya tidak kenal secara langsung dengan Siti Khadijah itu. Tetapi saya dapat informasi dari kawan-kawan pejuang dia adalah wanita gigih dan dia rela maju ke medan tempur untuk membantu pejuang kita waktu dulu.’’

Mengapa nama wanita itu sampai dijadikan nama jalan itu? Menurut dia, perjuangan dia ini sangat membantu pejuang. Walaupun tidak maju ke medan tempur, namun sangat membantu pejuang. Berkat bantuan dia melalui organisasi Palang Merah Indonesia (PMI), para pejuang yang luka bisa diobati dia. Dia juga ikut membantu memasak makanan untuk pejuang. ‘’Saat itu sangat jarang ada wanita yang mau terjun ke medan juang untuk membantu pejuang.’’(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: