Belajar Bahasa Inggris dengan Cara Mengirim Email
radarbengkuluonline.com - SEMARANG- Murid sering kali merasa cemas ketika mereka disuruh menulis paragraf dalam bahasa Inggris. Apalagi ketika dituntut agar tulisan mereka benar. Sesuai dengan tata bahasa yang berlaku. ''Tidak hanya dibingungkan tata bahasa dan pola kalimat yang benar, dalam pembelajaran bahasa Inggris terkadang murid sudah menyerah dahulu ketika mereka minim kosa kata,'' ujar Guru Bahasa Inggris MA Subhanah Subah, Batang, Semarang, Himmatunnihayah, M.Pd kemarin. Lebih lanjut dikatakan, ada beberapa cara belajar menulis dalam writing skill. Beberapa guru mungkin ada yang menekankan pada benar atau tidaknya menulis dalam satu kalimat tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya ingin disampaikan murid. Ini menjadikan murid cenderung berkutat pada salah atau benar dalam menyusun sebuah kalimat. Oleh karena itu, seorang guru dituntut bisa membuat anak didiknya merasa nyaman belajar. Faham materi tanpa harus disulitkan berbagai rumus penyusunan kalimat dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Salah satu cara yang bisa dilakukan meningkatkan kemampuan menulis, dengan praktek mengirim email kepada guru. Ini yang juga sudah dilakukan dan menjadi salah satu latihan menulis berbahasa Inggris yang digemari murid-murid kelas X MA Subhanah Subah. Mereka bisa bebas mengungkapkan berbagai ide mereka. Termasuk bebas bertanya tentang masalah apa saja secara pribadi. Guru memberi ruang atau tema yang cukup luas siswa bisa menyampaikan sesuatu yang menjadi “unek-unek”.
Dengan mendapat balasan email dari sang guru, murid terlihat senang. Merasa pertanyaan atau ide mereka direspon guru dengan baik. Tidak hanya membalas email murid sesuai pertanyaan atau ide yang disampaikan, tetapi guru juga membetulkan kalimat-kalimat yang belum benar secara structure dan grammar. Guru juga memperhatikan diksi yang dipakai murid-murid. Jika dirasa ada kosakata yang kurang pas, guru langsung menuliskan kosakata yang seharusnya lebih tepat digunakan. Murid-murid yang mengirim email “curhatan” kepada gurunya sangat antusias menunggu email balasan.
Di sini kesempatan bagi guru untuk membalas email mereka dengan kosakata baru. Yang masih jarang didengar oleh mereka. Guru memilih kosakata baru dengan harapan murid dapat bertambah kosakatanya. Secara otomatis mereka akan mencari tahu apa arti kosakata tersebut. Sesekali guru juga merespon e-mail mereka dengan kalimat tanya yang mau tidak mau menjadikan murid berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Dengan memperhatikan jenis pertanyaannya seperti What, Why, When, Who, Whom dan juga pertanyaan yang diawali Tobe atau kata kerja bantu.
Ternyata cara ini menjadikan murid menjadi selektif dalam menjawab pertanyaan guru. Apakah mereka akan menjawab menggunakan Yes-No question atau tidak. Intinya, dengan berkirim email menjadikan sesuatu yang menarik, dinantikan, dan lambat laun mereka terbiasa menuliskan ide mereka dengan memperhatikan pola kalimat dan tata bahasa yang benar.
Murid juga merasa direspon dengan baik apa yang mereka ungkapkan lewat email. Selain itu mereka mendapat pengetahuan baru yang diperoleh melalui email balasan. Pembelajaran tersebut termasuk kegiatan literasi untuk membangun keterampilan berbahasa yang kaya kosa kata, ekspresi diri, dan pemahaman.
Keterampilan menulis ini membantu murid memahami, mengevaluasi, merefleksi berbagai jenis kata dan kalimat. Seperti yang tertuang dalam Kemendikbud (2021) literasi adalah kemampuan membaca, menganalisis suatu bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. (ra1/fth/JP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: