Penghapusan Premium dan Pertalite Perlu Dipertimbangkan Betul

Penghapusan Premium dan Pertalite Perlu Dipertimbangkan Betul

radarbengkuluonline.com, BENGKULU -  Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, kebijakan dihapuskannya premium dan pertalite harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian di tengah daya beli masyarakat yang belum stabil. "Tidak akan ada yang keberatan untuk menggunakan energi yang ramah lingkungan, tapi momennya harus pas. Masyarakat bawah sudah banyak yang mengeluh karena premium sudah lama langka di pasaran. Kalau ditambah dengan dihapuskannya pertalite, tolong dipertimbangkan lagi dengan masak." kata  Riri kepada radarbengkuluonline.com kemarin.

BACA DULU: Jalan Tol Bengkulu Mubazir Kalau Tidak Sampai ke Lubuk Linggau Ia menjelaskan, hampir seluruh roda perekonomian menjadikan BBM sebagai kebutuhan dasar. Bukan hanya dari jenis solar dan pertamax, melainkan juga pertalite. Termasuk yang paling murah. Yakni, premium. "Kalau memang mau dialihkan penuh ke BBM yang ramah lingkungan, subsidinya jangan dihentikan. Jangan sampai daya beli masyarakat jatuh terpuruk, padahal masih ada yang belum sempat bangkit dari kejatuhan akibat pandemi covid-19."

BACA JUGA: Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (27) Bila skema pemberian subsidi melalui BBM yang ramah lingkungan tidak memungkinkan,  pemerintah bisa melakukan opsi lain yang tetap bisa menjaga daya beli masyarakat agar tidak terpuruk. "Misalnya dengan memberikan bantuan sosial ke warga, khususnya masyarakat rentan miskin dan miskin. Jadi daya beli masyarakat tetap bisa terjaga. Intinya jangan sampai ada yang dirugikan dibalik sebuah kebijakan ini." PERLU DIBACA: Pertama, SMP Islam Al Azhar 52 Bengkulu Terima Siswa Baru

Yang tidak kalah pentingnya adalah pemanfaatan energi terbarukan yang potensinya di Indonesia cukup besar, namun belum dimanfaatkan dengan optimal. "Pemicu utama perubahan iklim sebenarnya pembakaran energi fosil yang sampai saat ini masih menjadi primadona di Indonesia. Ini akar masalahnya. Jadi pemanfaatan energi terbarukan pun harus dipercepat."  (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: