Inilah Orang-Orang Yang Terlibat dan Bolak Balik  di Provinsi Bengkulu (11)

Inilah Orang-Orang Yang Terlibat dan Bolak Balik  di Provinsi Bengkulu (11)

Gubernur Bengkulu ,Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A dan Wakil Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rosjonsyah, S.I.P., M.Si  yang memimpin Provinsi Bengkulu saat ini, termasuk para pejabat di Bengkulu harusnya bersyukur dan berterima kasih dengan  tokoh-tokoh dan rakyat Bengkulu tempo dulu. Sebab, mereka sudah berjasa besar berjuang hingga berdiri dan diresmikannya Provinsi Bengkulu tanggal 18 November 1968 . Pendirian Provinsi Bengkulu itu bukan hadiah, tapi, ada proses perjuangan panjang warga dan tokoh masyarakat  Bengkulu.  Sebab, Bengkulu waktu itu adalah Residen Bengkulu yang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Pemisahan diri dari Sumatera Selatan itu juga tidak mudah. Mereka banyak yang terlibat dan bolak balik untuk memperjuangkan Provinsi Bengkulu. Perjuangannya itu mirip dengan pendirian negara Republik Indonesia. Ini perlu diketahui oleh semua warga Bengkulu agar semua tahu dan menghargai perjuangannya. Dengan demikian nantinya dan bisa juga mengisi pembangunan ini bersama pemerintah. Mengapa memisahkan diri? Apa yang dihadapi? Siapa yang terlibat? Mau tahu! Gampang! Baca Laporan wartawan radarbengkuluonline.com secara sambung  menyambung tiap hari.(*)

Akhirnya Tim Kirim Utusan ke Jakarta dan Bandung

radarbengkuluonline.com - Usai mengadakan pertemuan di Palembang itu, mereka melanjutkan pertemuan di Kabawetan. Pertemuan itu dilaksanakan tanggal 16 Februari 1963 di rumah Ir. A.Rahman, Direktur Perkebunan Teh Kabawetan.

Pertemuan ini dihadiri Residen Bengkulu, Nawawi, Bupati Musi Ulu Rawas Z Abidin Ning, Bupati Bengkulu Utara T. Usman, Wakil Ketua DPRD-GR Bengkulu Utara, Yakub Bahctiar, Pegawai Kantor Pemda Bengkulu Utara M.Thoha, Bupati Rejang Lebong Burhan Dahri, Bupati Bengkulu Selatan Bahmada Rustam, Anggota BPH Bengkulu Selatan M Japilus, Anggota DPRD-GR Bengkulu Selatan Tajudin Kawi, Walikota Bengkulu M.Salim Karim, Wakil Ketua DPRD-GR Kota Bengkulu A.Hamid.

Sebelum pertemuan itu dimulai, salah seorang Bupati kepala daerah yang hadir waktu itu mengatakan bahwa keadaan tidak mengizinkan untuk membicarakan hal pembentukan provinsi. Dia menyarankan supaya pertemuan ini hanya untuk ajang silaturahmi saja. Untuk meningkatkan ikatan kerjasama pemerintah antara lima daerah tingkat II (Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kotamadia Bengkulu, Rejang Lebong, Musi Ulu Rawas.

Kemudian, pada bulan Mei 1963, mereka menunjuk T Usman, Yakub Bachtiar dan M.Thoha berangkat ke Jakarta dan Bandung untuk menemui masyarakat Bengkulu yang ada diperantauan guna membicarakan secara dalam mengenai perjuangan Bengkulu jadi provinsi. Di Jakarta mereka menemui  Prof. Dr. Hazairin SH, Wahab Affan, M.Ali Chanafiah, Amin Azehari SH, Drs. Mochtar Azehari, Alamsyah Hasan SH, Anwar Sulaiman.

Sedangkan di Bandung mereka menemui Dr. Hasnil Basri, Asmara Hadi. Karena Asmara Hadi sedang di Jakarta, mereka hanya diterima ibu Asmara Hadi. Kepada para tokoh yang ditemui itu agar dapat kembali ke Bengkulu untuk memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.

Perjuangan untuk Bengkulu menjadi Provinsi itu disejajarkan pula dengan pemkembangan dan perluasan di bidang pendidikan. Seperti persiapan pendirian STM di Bengkulu, Fakultas Hukum di Curup, Fakulas Ushuludin di Curup, Fakultas Hukum dan Ekonomi di Kota Bengkulu. Untuk keperluan itu dibentuklah panitia pendirian perguruan tinggi .

Pada tanggal 6 Juni 1963, A.Wahab Affan dan Hasan Basri menyerahkan sumbangan untuk pembangunan STM Bengkulu sebesar Rp 1 juta dengan perantaraan Yakub Bachtiar dan T Usman. Dengan modal itu dapatlah dibangun STM Bengkulu. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: