Program Ketahanan Pangan Desa Belum Berdampak Ekonomi

Program Ketahanan Pangan Desa Belum Berdampak Ekonomi

Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi,SE.MM-Fahmi-

 

MANNA, RADARBENGKULUONLINE.COM - Pemerintah Daerah Bengkulu Selatan berinovasi untuk lebih memanfaatkan penggunaan Dana Desa (DD) untuk mencukupi kebutuhan pangan.

Karena, selama ini dari pantauan yang dilakukan, 20 persen dana ketahanan pangan yang ada di desa, itu tidak berdampak ekonomi. Karena, habis begitu saja. Apalagi dampak kesejahteraan masyarakat.

Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi,SE.MM menyampaikan, untuk melakukan pengelolaan dana ketahanan pangan yang 20 persen yang berasal dari dana desa, itu harus mempunyai inovasi yang tepat sasaran untuk kebutuhan hajat orang banyak.

Untuk itu, harus intensifikasi. Artinya, salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan pengolahan lahan yang ada.

"Intensifikasi yang akan akan kita lakukan seperti sebuah usaha yang meningkatkan mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas) dari hasil produksi yang kita lakukan dengan cara meningkatkan cara produktivitas dan cara kerja kita selama ini. Contohnya, menggunakan lahan untuk melakukan tanaman buah,"ungkap Gusnan Mulyadi kepada  RADARBENGKULUONLINE.COM dirumah dinasnya Minggu (20/11).

Dengan melakukan intensifikasi, petani  yang selama ini satu kali sampai dua kali panen, seterusnya harus mampu melakukan tiga kali panen terhadap lahan yang dikelola. Kalau selama ini hasilnya hanya mencapai lima ton,maka kedepannya harus ditingkatkan menjadi 10 ton.

BACA JUGA:Kepahiang Raih Juara 1 Desa Wisata Tingkat Provinsi

Adapun cara yang bisa dilakukan dengan cara mekaniasi yang artinya melakukan suatu pengaplikasian barbagai jenis prinsip ilmu dan teknologi dibidang pertanian yang dilakukan dalam bentuk pengelolaan, pengendalian, pemrosesan didalam suatu lahan pertanian. Misalnya memberikan pupuk yang cukup dan sebagainya.

BACA JUGA:Kepiting Bakau Bengkulu Diekspor

"Petani bisa menggunakan sesuatu yang dianggap tidak penting menjadi suatu terobosan untuk bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Contoh, memanfaatkan kotoran satuan sampah - sampah menjadi pupuk untuk tanaman pertanian. Masyarakat juga jangan hanya berharap dari pemerintah saja. Tetapi, cari solusi dan inovasi yang bisa dilakukan oleh petani,"pungkas Gusnan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: