Lato-Lato di Bengkulu Tempo Dulu Namanya Tek-Tek

Lato-Lato di Bengkulu Tempo Dulu Namanya Tek-Tek

warga Kelurahan Bajak, Harun sedang memainkan tek-tek-Akbar-

 

 

BENGKULU, RADARBENGKULUONLINE.COM - Lato-lato sangat tidak asing lagi bagi kita dan sekarang ada dimana-mana. Termasuk di Kota Bengkulu. Mulai dari anak kecil, anak muda sampai orang tua juga bermain lato-lato.

 

Bahkan, belum lama ini juga banyak orang yang mengadakan lomba lato-lato untuk segala kategori.

 Tetapi taukah kalian bahwa lato-lato itu juga sudah ada di Bengkulu zaman dahulu.

 

‘’Permainan lato-lato itu sudah ada di Bengkulu sejak dahulu. Sejak saya kecil, mainan itu  sudah ada,’’ ujar  masyarakat Kelurahan Bajak,   Harun (55) saat ditemui RADARBENGKULUONLINE.COM Rabu (18/01/2023).

Tetapi sekitar tahun 1970, sebutan namanya, lanjutnya,  bukan lato-lato. Akan tetapi, disebut tek-tek. Ada juga yang menyebutnya nok-nok.

BACA JUGA:Permintaan 10 Ribu Ton, Perusahaan Ini Kirim 11 Ribu Ton Cangkang Sawit Ke Jepang

Tek-tek  itu, paparnya, adalah mainannya anak perempuan pada zaman dahulu. Ini tergantung daerah dan setiap daerah penyebutannya berbeda-beda.

Lato-lato pada zaman dahulu terbuat dari bahan kaca dan mudah pecah. Berbeda dengan zaman sekarang yang terbuat dari plastik dan tidak mudah pecah.

 

Sama seperti sekarang, orang pada zaman dahulu juga ramai yang memainkan tek-tek, nok-nok. Akan tetapi lebih banyak dimainkan oleh anak perempuan.

Sedangkan untuk anak laki-laki lebih banyak yang bermain Yoyo. Pada zaman dahulu orang tua juga menggunakan lato-lato untuk mengasuh anak.

 

“Itu mainan kami pada zaman dahulu. Tetapi yang memainkannya perempuan. Lawannya congkak. Jikalau laki-laki yang main itu, ia akan ditertawakan. Sebab, itu mainan perempuan,” ujar   Harun.

Hal ini juga dibenarkan oleh warga Bajak lainnya, Pandu. Ia mendapatkan informasi itu dari orangtuanya dahulu.

 BACA JUGA:Korupsi Bantuan Samisake, Jaksa Ingatkan Saksi Jangan Mangkir

Pada saat dia masih kecil, ia juga sudah melihat permainan lato-lato itu. Tapi waktu itu lato-lato itu tidak laku pada saat ia masih kecil.

“Dulu pernah ada yang jual lato-lato waktu saya SD itu tahun 90 akhir. Tetapi tidak ramai seperti sekarang. Bahkan, hampir tidak ada yang membelinya. Karena, tidak tau untuk apa dan cara memainkannya,” kata Pandu (32) Rabu, (18/01/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: