Ini Dia Cara Menghadapi Candaan yang Berujung Bullying

Ini Dia Cara Menghadapi Candaan yang Berujung Bullying

Susila Wati-Yar Azza-radarbengkulu.disway.id

Ini Dia Cara Menghadapi Candaan yang Berujung Bullying

 

Oleh: Susila Wati

(Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi)

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Candaan atau gurauan merupakan kegiatan komunikasi dalam pergaulan sehari-hari yang mengharapkan seseorang menjadi senang dan tertawa dengan cara mengucapkan kata-kata yang lucu, jahilan, dan juga prank.

Kegiatan ini sering dilakukan untuk mencairkan suasana yang awal mulanya kaku dan dingin. Ini juga dilakukan untuk menghibur teman bicara yang sedang bersedih atau sedang ditimpa masalah.

BACA JUGA:Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (29) - Pernikahan Fatmawati dengan Bung Karno Sederhana

 

Bercanda ternyata memiliki tata krama yang harus dipatuhi dan dicatat. Bercanda memiliki batasan agar tidak menyalahi aturan dan tidak menimbulkan konflik yang akhirnya berujung pada bully.

Dimana bully merupakan tindakan dan lontaran kata-kata yang dilakukan bertujuan untuk mengejek, menindas, menyakiti, dan membuat orang lain menjadi sedih agar dirinya memperoleh kepuasan dan kesenangan sendiri dari tindakan yang telah dilakukannya.

 

Banyak orang yang tidak menyadari bahwasanya candaan memiliki batasan atau aturan yang akhirnya mereka kebablasan akan candaan yang dilakukan dan membuat mereka tidak menyadari bahwa candaannya berujung pada bully.

Contohnya adalah ucapan atau kata-kata yang mereka lontarkan seperti kata “kamu gendut,” “kamu kurus,” “kamu kok hitam sekali,” “kamu bodoh, bego, goblok,” “kamu perempuan tidak benar, gatal, murahan” dan kata-kata kasar lainnya. 

 

Banyak anggapan bahwa dengan menyebutkan kekurangan fisik dan kekurangan pengetahuan seseorang merupakan hal yang dianggap lucu dan bisa dijadikan bahan candaan secara terus- menerus hingga akhirnya terjadilah bully.

Yang mana korban tidak bisa menerima dan tidak merasa senang akan ucapan itu tetapi, pelaku yang mengucap dan teman yang mendengar lainnya tertawa senang tanpa memperdulikan perasaan si korban.


Ilustrasi Bullying-Susila Wati-radarbengkulu.disway.id

 

Hal ini kerap terjadi di suatu perkumpulan dan kepada salah satu teman yang memiliki kekurangan, cenderung lebih suka diam dan menerima saat dirinya  dijadikan topik atau bahan candaan.

Hal ini bisa membuat gangguan emosional korban sehingga tidak tekendali. Muncul rasa rendah diri sehingga hilang rasa kepercayaan pada dirinya sendiri.

BACA JUGA:Mantap ! Bengkulu Peringkat 8 Nasional Kejurnas Panahan Junior U15 dan U18 2023

 

Ini bisa berakibat korban merasa terisolasi dan sulit untuk berinteraksi kembali dengan orang lain. Berdampak pula pada kesehatan fisik korban yang berakibat dari pikirannya yang stres secara terus menerus. 

Hal seperti ini akan membuat suatu perkumpulan itu menjadi tidak sehat. Padahal banyak  orang mengharapkan berkumpul bisa membangun hubungan social.

 

Orang sering kali mengharapkan berkumpul untuk memperluas jaringan sosial mereka ingin bertemu dengan orang baru, menjalin persahabatan, atau mempererat hubungan dengan teman dan keluarga yang sudah ada.

Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang menyenangkan, berkumpul seringkali berarti melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur bersama.

 

Orang berharap untuk mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan yang mereka sukai. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Ketika berkumpul orang berharap dapat belajar hal-hal baru melalui diskusi, atau pertukaran informasi. 

Berikut cara-cara untuk  mengatasi permasalahan dan situasi dimana candaan berujung bully agar tecipta lingkungan perkumpulan yang aman, menyenangkan dan sehat.

BACA JUGA:Serial Abunawas: Gara-Gara Pisau Ketinggalan dalam Periuk

 

1. Jaga sikap dan komunikasi yang baik. Tetaplah jaga sikap yang positif saat menghadapi candaan atau ejekan. Jangan menunjukkan bahwa mereka berhasil membuat kamu terpengaruh. 

2. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang dewasa yang Anda percayai. Seperti orangtua, guru, atau sahabat. Mereka dapat memberikan nasihat, dukungan, dan membantu menangani situasi tersebut. 

 

3. Bangun dan pilih lingkungan yang sehat yang menghormati satu sama lain, dan cobalah berdiskusilah tentang pengertian, empati,  toleransi, seta cara menghargai sesama.

4. Pilihlah teman yang dapat menghargai dan menghormati satu sama lain.

 

5. Harus berani bicara. Tindakan ini menunjukan bahwasanya kita tidak nyaman dengan tindakan dan candaan yang ia ucapkan. Dengan mengungkapkan perasaan Anda, mereka mungkin akan menghentikan perilaku tersebut. Ini bisa membuat pelaku menjadi sadar dan bisa menghentikan tidakannya.

 

Ingatlah! Yang paling penting bahwa tidak ada kesalahan pada diri kita yang membenarkan tindakan bullying meskipun hanya dengan ucapan candaan sekalipun. 

Kita berhak diperlakukan dengan baik dan dihormati. Jangan ragu untuk bertindak dan mencari pembenaran untuk tindakan bullying yang terjadi pada diri kita. “Hidup sehat jika berada pada lingkungan yang sehat pula.”(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: