Cerpen: Diversitas Gemilang

Cerpen: Diversitas Gemilang

Cerita pendek--

 

RADARBENGKULU - Hai gaes pembaca cerita pendek RADARBENGKULU.DISWAY.ID, jumpa lagi bersama kami dalam edisi cerita pendek kiriman siswi SMAN 10 dari Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Cerita kali ini berjudul Diversitas Gemilang yang mengisahkan tentang anak sekolah jauh  tinggal dari orangtuanya.

Karya fiksi ini ditulis oleh Gita Vebiola. Penasaran, apa isi cerita itu sebenarnya ? Lalu bagaimana ending ceritanya? silahkan dibaca sampai tuntas ya. Semoga terhibur.

 

Pagi yang sangat cerah dihari Minggu dan udara yang sejuk sangat mendukung semangat Vita untuk pergi ke sekolah. Pelukan hangat dari keluarga membuat hati Vita tenang dan semakin yakin untuk memulai kehidupan sekolah baru, dimana letak sekolahnya cukup jauh dari rumah.

Sedih, bahagia bercampur aduk disaat menginjakkan kaki keluar rumah. Dukungan dari keluarga membuat Vita bahagia. Tetapi berpisah dengan kedua orang tua hal yang sangat susah bagi Vita.

“Berangkat…” teriak Vita sambil joget-joget riang.

Padahal di hati Vita masih sedih. Tapi, Vita berusaha menutupi kesedihannya dengan wajah yang bahagia. Tidak terasa sudah 3 jam di perjalanan, dan sekolah berasrama itu sudah di depan mata.

Perasaan Vita semakin menjadi-jadi. Kendaraan-kendaraan terparkir rapi di depan gerbang sekolah. Orang-orang sudah mulai masuk ke dalam dengan barang-barang mereka. Vita menurunkan barang-barang yang ia bawa, dibantu dengan kedua orang tua.

“Sini nak,ibu bantu bawakan,” tawar ibu dengan senyuman yang sangat ikhlas dari hati, sambil membawa barangnya Vita.

“ Terima kasih ibu,” ucap Vita dengan senyum sambil memandang mata ibunya dan meletakkan barang-barang di depan gerbang.

“Nak, jaga diri baik- baik ya disini. Jangan memilih dalam berteman. Bertemanlah tanpa harus memandang apapun. Semangat ya anak gadis ibu. Patuhi selalu peraturan yang ada disini,” pesan ibu sambil memeluk Vita.

“Iya bu, Vita akan semangat dan selalu ingat terus pesan dari ibu,” kata Vita sambil memeluk ibunya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Ibu dan ayah pulang dulu ya nak,” pamit ibu sambil membalik arah jalan menuju mobil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar bengkulu