4 Fakta Unik Sistem Pendidikan Jepang: Siswa Diajarkan untuk Mandiri Sejak Dini

 4 Fakta Unik Sistem Pendidikan Jepang: Siswa Diajarkan untuk Mandiri Sejak Dini

Fakta unik pendidikan di jepang/foto ilustrasi-Ist-

 

2. Makan di Kelas Bersama Guru

Ciri sistem pendidikan Jepang selanjutnya adalah siswa makan bersama dengan gurunya di dalam kelas. Biasanya, melihat guru dan siswa makan di ruang terpisah dan hanya mengobrol selama kelas merupakan hal yang lumrah, namun hal ini berbeda di Jepang. 

Salah satu sistem tersebut adalah norma-norma yang diyakini membantu membangun ikatan positif siswa-guru. Hal ini menciptakan percakapan yang sangat bermakna saat makan dan menciptakan suasana kekeluargaan. 

Selain itu, sistem pendidikan Jepang memastikan siswa mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Oleh karena itu, di sekolah dasar dan menengah negeri, makan siang disiapkan sesuai dengan menu standar yang dikembangkan oleh para profesional medis dan juru masak yang berkualifikasi.

 

3.Para Siswa Bersihkan Sekolah Tanpa Bantuan Petugas 

Siswa bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan ruang kelas, kafetaria, dan bahkan toilet. Sistem pendidikan Jepang meyakini bahwa kebersihan komunal mengajarkan siswa untuk saling membantu dan bekerja dalam tim.

Dengan meluangkan waktu mengelap meja, menyapu, dan mengepel lantai, siswa belajar menghargai hasil karyanya sendiri dan hasil karya orang lain. Siswa dibagi dalam kelompok piket dan bergiliran membersihkan, mencuci jendela, dan mengelap toilet. Setiap tahun, kelompok direorganisasi dan dirotasi.

 

4. Siswa Jepang Belajar Puisi dan Kaligrafi Jepang

Siswa Jepang belajar puisi dan kaligrafi Jepang. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran khusus, sehingga sepertinya harus dikuasai. Kaligrafi Jepang, juga dikenal sebagai kaligrafi, adalah suatu bentuk seni menulis kanji yang bermakna (kanji yang digunakan dalam sistem penulisan Jepang) dengan cara yang ekspresif dan kreatif.

 

Haiku, sebaliknya, adalah bentuk puisi yang menggunakan frasa sederhana untuk menyampaikan emosi mendalam kepada pembacanya. Bentuk puisi ini dikatakan memiliki efek intelektual, terapeutik, dan estetika. Di kedua kelas tersebut, anak-anak belajar menghormati tradisi yang telah berusia berabad-abad dan memahami budaya mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: