Prabowo Gabung Kabinet Jokowi Demi Merajut Persatuan Nasional, Bukan Tak Tahan Jadi Oposisi

Prabowo Gabung Kabinet Jokowi Demi Merajut Persatuan Nasional, Bukan Tak Tahan Jadi Oposisi

Pilpres sekali putaran lebih damai karena polarisasi ekstrim seperti Pilpres 2014-ist-

“Jadi itu bagian dari strategi juga lah bagaimana Mas Ganjar sekarang ini mengatur langkah tidak menyerang Jokowi tapi menyerang Prabowo dan tujuannya sama untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas,” katanya.

 

Selain itu, Qodari berpendapat efek debat terhadap elektabilitas para capres masih terbatas atau tidak terlalu berpengaruh secara signifikan, karenanya dia menduga hanya sebanyak 30 persen masyarakat yang menonton debat, namun untuk melihat dinamika harus melihat data hasil survei pasca debat perdana itu.

 

“Tentunya harus dilihat dari hasil survei ya, teman-teman yang akan survei setelah debat ini seperti apa kondisinya, tetapi secara matematika memang efek debat itu terbatas, anggaplah bahwa yang nonton debat itu 30%. Kemudian dari 30% itu yang nonton itu 75% sudah punya keputusan sudah menjadi pendukung kuat salah satu capres dan biasanya ini tidak bisa goyang termasuk oleh debat,” jelasnya.

 

“Karena sisa 20% yang masih lemah dukungannya dan 5% yang belum memutuskan itu yang nanti akan terpengaruh oleh debat. Jadi dari 30% yang nonton debat 25% berpotensi berubah, 25% dari 30% itu 7,5%. Mungkin maksimal 7,5% itu dan harus dikatakan juga yang 7,5% itukan tidak kumpul di salah satu calon dia akan tersebar di tiga calon,” lanjutnya.

 

Oleh karena itu, menurut Qodari pengaruh 7,5% jika dibagi rata-rata ke tiga capres tidak begitu berpengaruh, terutama ketika selisih elektabilitasnya itu jauh. (advetorial)

 

“Mungkin debat ini akan lebih berpengaruh terhadap posisi Ganjar dan Anies yang sedang bersaing tetapi sulit untuk mengubah konstelasi dibanding dengan Prabowo yang sudah jauh di depan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: