Silaturrahim Untuk Menjaga Kerukunan Hidup Berbangsa dan Bernegara

Silaturrahim Untuk Menjaga Kerukunan Hidup Berbangsa dan Bernegara

Junaidi, S.Sos.I, M.HI-Adam-radarbengkulu

RADARBENGKULU - Para pembaca yang kami hormati, tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari Jumat lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan khutbah Jumat untuk pembaca semua. Judulnya, adalah Silaturrahim Untuk Menjaga Kerukunan. 

Materi ini ditulis oleh  Ustadz Junaidi, S.Sos.I, M.HI . Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib salat Jumat di Masjid  Nurul Yaqin, Jalan Setia Negara Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu.

 

Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

 

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Terutama nikmat iman dan Islam sampai kepada nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kita masih mau dan mampu menunaikan kewajiban, memenuhi panggilan Allah SWT. Menunaikan ibadah salat Jumat.

Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya. Kemudian wasiat takwa untuk kita semua, marilah kita berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

 

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Realisasi iman dan takwa pada tahun politik harus kita nyatakan. Karena, kita akan menyelenggarakan Pemilu siklus lima tahunan, yang tidak lama lagi akan digelar. Sangat penting untuk kita cermati dan kita realisasikan pesan-pesan Al-Quran dan pesan Rasulullah SAW, perihal untuk terus memupuk silaturahim antar sesama anak bangsa untuk menjaga kerukunan.

Jangan sampai terjadi gegara Pemilu lantas hubungan silaturrahim kita menjadi retak, bahkan terurai antar sesama anggota rumah tangga. Janganlah diantara sesama kita terbawa arus politik. Bahkan rasa dan karsa dari refleksi keimanan yang selama ini kita bina jangan tergerus oleh arus politik yang begitu deras terasa akhir-akhir ini.

 

Jangan sampai terjadi politisasi keimanan dan ketakwaan. Jangan sampai diantara kita menjadi pribadi yang beriman dan pribadi yang dekat dengan rumah-rumah ibadah, karena ada kehendak dengan rakyat pemilih, setelah kita memilih mereka, lalu kita dan tempat ibadah ditinggalkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu