Nilai Kesabaran dalam Mewujudkan Ketakwaan Kepada Allah SWT
Nilai Kesabaran dalam Mewujudkan Ketakwaan Kepada Allah SWT-Ist-
Dari Jabir bin Abdullah semoga Allah SWT meridhai keduanya, sesungguhnya nabi shallallahu alaihi wa salam berkhotbah di hadapan pengunjung haji wada' di waktu hari tasyrik, “Wahai umat manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian adalah satu, dan nenek moyang kalian juga satu. Tidak ada kelebihan bangsa Arab atas bangsa non-Arab, juga bangsa non-Arab atas bangsa Arab; bangsa berkulit putih atas bangsa kulit hitam, juga bangsa kulit hitam atas bangsa kulit putih, kecuali karena ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan ?” Mereka [para sahabat] menjawab, “Rasulullah SAW. telah menyampaikan.” (HR Ahmad).
Jamaah Jumat rahimakumullah ..!!
Dari hadis di atas, dapat kita ambil pelajaran diantaranya :
Pertama:
Hadis ini merupakan penegasan Nabi SAW saat khutbah Haji Wada’. Beliau menyatakan bahwa identitas ketakwaan atau Islam itulah satu-satunya identitas yang ada. Sementara identitas kesukuan, etnis dan bangsa semuanya telah dilebur dalam identitas keislaman. Karena itu, meski suku, etnis dan bangsa tertentu jumlahnya banyak, itu tidak menentukan kedudukannya di dalam Islam. Yang menentukan adalah kualitas ketakwaan atau keislamannya.
Kedua:
Faktor kesukuan, etnis dan bangsa yang menjadi penyebab lahirnya kelompok mayoritas dan minoritas telah dihapuskan oleh Islam. Maka, siapapun sama kedudukannya di dalam Islam. Inilah yang juga ditunjukkan oleh Nabi SAW ketika beliau mengangkat Muhammad bin Maslamah untuk menjadi pimpinan sementara di Madinah, selama Nabi SAW tidak berada di tempat saat berperang.
Padahal Muhammad bin Maslamah bukan dari suku Quraisy. Begitu juga Abu Bakar yang dari suku Quraisy menjadi Khalifah, menggantikan Nabi SAW., meski suku Quraisy di Madinah merupakan suku minoritas karena yang menjadi pertimbangan bukan faktor kesukuan, tetapi keislamannya.
Ketiga:
Rasulullah SAW diutus Allah SWT ke muka bumi ini, diantara misinya adalah untuk menghapus dan menenggelamkan superioritas suku dan kaum tertentu. Ini menunjukkan bahwa aspek kesukuan pada masa itu masih sangat kental.
Keempat:
Islam adalah agama yang menentang perbudakan dan penjajahan. Nilai ajaran Islam menjelaskan bahwa keberadaan umat manusia di dunia ini memiliki persamaan harkat dan martabat (al-Insan wal musawah).
Prinsip Islam lainnya adalah Karomatul insan (memuliakan kehidupan manusia), kemerdekaan yang bertanggung jawab. Al wahdah wal ukhuwah (persatuan dan persaudaraan), dan lain sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu