Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Meningkat di Bengkulu, Dinkes Siapkan Penanganan

Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Meningkat di Bengkulu, Dinkes Siapkan Penanganan

Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Meningkat di Bengkulu, Dinkes Siapkan Penanganan-Poto ilustrasi-

Anjing liar, yang merupakan penyumbang kasus GHPR, juga menjadi perhatian serius Dinkes.

Koordinasi dengan dinas terkait dilakukan untuk mengurangi populasi anjing liar.

Ruslian juga memberikan tips kepada masyarakat yang terkena gigitan hewan, termasuk langkah-langkah medis yang perlu segera dilakukan.

Puskesmas di wilayah tersebut juga diarahkan untuk optimalisasi sebagai Rabies Center guna memberikan edukasi dan penanganan kepada masyarakat terkait rabies.

Dengan upaya pencegahan dan penanganan yang efektif, diharapkan kasus GHPR dapat ditekan dan masyarakat dapat terhindar dari bahaya rabies.

Penyuluhan dan edukasi terus dilakukan untuk memastikan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan keamanan dari ancaman rabies.

" untuk hewan yang menggigit jika merupakan hewan peliharaan tetap harus di kurung, tetap dipelihara dan dikasih makan sampai 10 hari. Kalau Anjing itu sehat berarti tidak menyebarkan rabies. Tapi kalau anjing tersebut anjing liar dan gigitannya itu mengarah bahu ke atas, kiranya cepat dibawa Puskesmas, namun dicuci dengan air sabun selama 15 menit terlebih dahulu sebelum dibawa ke puskesmas," kata Ruslian.

Korban gigitan GHPR sendiri telah dilakukan penanganan oleh fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada di wilayah korban gigitan hewan tersebut. 

"Puskesmas telah memberikan vaksin anti rabies terhadap masyarakat yang menjadi korban gigitan hewan penular rabies tersebut," sampai Ruslian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: